Masing- masing keluarga membawa bekal makanan yang lalu dibuka untuk dimakan bersama. Nasi beserta beragam lauk kini terhidang di depan mereka. Beberapa jenis makanan penutup juga tersedia. Udara sejuk, membuat perut terasa lapar. Ditambah dengan hidangan makanan yang lezat itu, semua makan dengan lahap.
" Senangnya ya, kalau bisa kumpul dan bawa masakan masing- masing dari rumah untuk dinikmati sama- sama begini, " celetuk Dee.
Semua mengangguk setuju.
" Iyaaa... " serempak mereka menjawab.
Kinanti, walau juga mengangguk, menghentikan sejenak makannya, seakan teringat sesuatu.
[caption id="attachment_317750" align="aligncenter" width="395" caption="Gambar: thehungryartist.wordpress.com"]
" Eh minggu lalu, di kompleks perumahan kami, bersama para tentangga kami juga masak- masak untuk dinikmati besama. Masing- masing memasak di rumahnya sendiri dan masakan itu kami bawa ke rumah salah seorang tetangga untuk dinikmati bersama. Siapapun boleh datang termasuk yang tidak ikut membawa masakan. "
" Asyik banget, " Larasati mengomentari.
" Ya, " Kinanti mengangguk, " Asyik mulanya, walau acara tersebut berakhir dengan kejengkelan. "
" Lho, kenapa? tanya Dee ingin tahu.
" Ada virus, " Kinanti menjawab kesal.