Mulanya, putriku malu dan sungkan diantar- antar seperti itu. Tapi kubujuk dia, kukatakan " Sudahlah, kalau bisa bikin yangti senang, kan nggak papa. "
Maka akhirnya putriku membiarkan dirinya diantar sang nenek.
Lalu putriku berulang tahun ke 17. Boleh memiliki SIM. Suamiku membongkar tabungannya, membelikan putriku sebuah mobil untuk digunakan sebagai alat transportasi. Yang dibelikannya adalah mobil berpedal dua.
Pada saat berdekatan, ayahku berpulang.
Lalu, berhentikah kegiatan ibuku menjadi 'supir' kesana kemari setelah ayahku berpulang dan putriku bisa mengendarai mobil sendiri?
Tidak, ternyata.
Sebab...
Believe it or not...
Suatu hari aku menelepon ke rumah ibu, kira- kira menjelang jam tujuh pagi. Tak ada keperluan khusus, sekedar menyapa saja. Hal yang memang biasa kulakukan. Dan di tengah percakapan itu ibuku berkata, " Sudah dulu ya D, ibu mau berangkat dulu. Mau antar (ibuku menyebutkan nama anakku)."
Oh. Antar kemana?
" Ke kampus, " kata ibuku.