Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hantaran Natal

22 Desember 2014   03:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:46 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan...

Tentu saja, nenek tak akan membiarkan mereka selesai mandi tanpa segera menawarkan sarapan.

" Ayo makan, " ajak nenek pada mereka semua.

Tak ada yang menampik. Nenek pandai memasak, dan setiap kali tahu bahwa mereka sekeluarga akan datang, nenek akan menyuguhkan banyak ragam masakan di rumahnya.

" Ayo... ini baru matang, " kata nenek, menyuguhkan ayam panggang yang tampak sangat lezat.

Ayam panggang itu menyebarkan harum, dan sepertinya masih hangat, baru keluar dari panggangan.

Selain ayam yang disuguhkan pada mereka, Dee melihat ada beberapa ekor ayam panggang serupa di dalam pinggan lain di atas meja.

" Masaknya banyak sekali, bu, " komentar Dee.

" Oh itu, " jawab ibunya, " Itu nanti untuk dikirim ke tetangga, Dee. Untuk tante Seno satu, untuk tante Jocelyn satu, lalu buat tante Nababan satu... "

" Ooooo, kiriman Natal, " mendengar nama- nama yang disebutkan, Dee langsung memahami. Itu para tetangga mereka yang merayakan Natal. Tetangga yang telah berpuluh tahun tinggal saling berdekatan.

Dee tumbuh besar bersama anak- anak tetangga yang rumahnya berdekatan, termasuk anak- anak tante Seno, tante Jocelyn dan tante Nababan yang disebutkan tadi. Mereka main bersama ketika masih kecil. Para anak lelaki, bermain kelereng. Anak perempuan, bermain boneka dan masak- masakan. Juga main petak umpet. Lalu, mereka juga berangkat remaja bersama, dan saling berbagi 'rahasia kecil', saling bercerita ketika mereka mulai naksir teman sekelas ( yang ketika itu hanya berani mereka lirik tanpa berani menunjukkan lebih dari itu, ha ha ! ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun