Mohon tunggu...
Rully Tri Cahyono
Rully Tri Cahyono Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar yang terus belajar

Dosen teknik. Suka menulis. Tulisan-tulisan yang lain dapat dibaca di https://rullytricahyono.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru sebagai Mitra Orangtua

26 Juli 2016   18:19 Diperbarui: 26 Juli 2016   18:39 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Faktor pendukung

Dengan berbagai manfaatnya tersebut, “Gerakan Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah” yang dicanangkan Kemdikbud sepantasnya mendapatkan apresiasi. Namun, perlu dilihat apakah kegiatan ini bisa berjalan dengan efektif, supaya manfaatnya dapat semaksimal mungkin.

Di Belanda yang segala sesuatunya sudah teratur, tingginya keterlibatan orangtua dalam pendidikan anaknya di sekolah dimungkinkan karena banyak faktor yang mendukung. Sebagai contoh, di Belanda seorang murid umumnya diwajibkan untuk mendaftar ke sekolah-sekolah yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Dengan kebijakan seperti ini, orangtua tidak punya kendala jarak ketika mengantarkan anak sekolah, karena dapat sekaligus dilakukan saat berangkat ke kantor. Sekolah di dekat rumah ini pun dimungkinkan karena sebagaimana galibnya negara maju, kualitas antarsekolah sudah merata. Di Indonesia, tidak bisa disalahkan jika orangtua memilih sekolah yang jauh dari rumah, untuk mengejar mutu. Harus diakui bahwa ketimpangan kualitas antarsekolah masih terjadi. Hal ini menyebabkan munculnya kendala spasial dalam mengantarkan anak. Apalagi di kota besar seperti Jakarta.

Kendala jarak membuat sebagian kantor tidak bisa selalu fleksibel untuk mengizinkan orangtua datang ke sekolah anaknya. Perjalanan bolak-balik kantor ke sekolah, bisa amat memakan waktu. Salah satu alternatif solusinya mungkin adalah memberikan dispensasi khusus untuk pegawai yang memiliki anak usia sekolah. Misalnya dua hari dalam satu bulan, pegawai diberikan jam kerja yang bebas, dengan catatan target pekerjaan tetap dapat diselesaikan, entah dengan mengambil waktu lembur keesokan harinya, atau bekerja di rumah. Jam kerja yang fleksibel ini, menjadi salah satu alasan mengapa frekuensi kedatangan wali murid ke sekolah anak di Belanda bisa amat tinggi.

Penutup

Mengantar anak di hari pertama sekolah merupakan kegiatan yang amat baik. Di dalamnya terkandung filosofi yang dalam, bahwa guru dan orangtua adalah mitra yang tidak terpisahkan dalam mendidik anak. Sebagai mitra, mutual respect antar keduanya dapat memicu banyak hal yang positif. Jika saling menghormati, kerjasama dapat dilaksanakan dengan lebih mudah. Selain itu, berbagai bentuk kemarahan orangtua murid ke guru, yang akhir-akhir ini marak, tidak perlu terjadi lagi. Orangtua yang respek ke guru, akan menyadari bahwa apapun macam perlakuan guru ke anaknya, selama tidak berlebihan, justru merupakan wujud rasa cinta seorang guru terhadap muridnya.

Kita pun tidak boleh melupakan, bahwa peran penting pendidikan dasar terhadap kemajuan suatu bangsa tidak dapat ditawar-tawar. Sehingga melaksanakan pendidikan dasar yang bermutu adalah kewajiban kita semua. Inisiasi dari Kemdikbud ini, adalah sebagian dari usaha untuk mencapainya. Sumber daya manusia yang bermutu jauh lebih berharga dibandingkan emas dan minyak bumi. Untuk itu, ikut terlibat aktif dalam memberikan pendidikan dasar yang terbaik bagi anak-anak kita, menjadi tugas mulia yang diemban setiap orangtua.

Groningen, Juli 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun