Tapi tidak dong buat Golkar dan PKB. Jangan ngomong Bondal Bandul Politiklah. Kita koalisi itu artinya Kerja Sama. Ada Negosiasi dulu lah. Wkwkwkwk.
Inilah yang membuat Golkar menahan diri untuk tidak bergabung ke PDIP malah sebaliknya seperti memposisikan Golkar akan netral antara kubu PDIP dengan kubu Demokrat-Nasdem. Jelas dalam hal ini PDIP harus bernegoisasi dulu dengan Golkar bila ingin Ganjar didukung Golkar.
PPP YANG SEMAKIN NAFSU DAN PAN YANG AKHIRNYA KECEPLOSAN
Yang lucu di mata penulis ya partai senior PPP yang semakin lama semakin Pragmatis saja. Apapun makanannya , minumannya pasti Teh Anu. Siapapun yang kelihatan kuat berkuasa, merekalah yang harus dipepet.
Nah masalahnya PDIP sekarang bingung. Ini KIB bagaimana, PPP sudah mepet-mepet merapat kok Golkar menjauh dan PAN gak ada suaranya? Â Hayo atuh PPP plisss, itu PAN dan Golkar dirayu untuk segera merapat, kata PDIP sambil ngedumel. Hehe.
Mau nggak mau Romahurmuzy (Pembina PPP) dan Mardiono (Plt Ketua PPP) langsung bolak-balik japri elit-elit PAN dan Gokar. Gimenong Bos, kok ga ada nongol-nongol ke Lenteng Agung (Markas PDIP)?
Akhirnya berbeda dengan Golkar, PAN keceplosan mau ikutan PDIP setelah keluar hasil survey Poltracking tentang Cawapres tertinggi elektabilitasnya yaitu Erik Tohir. Â PAN pun berkata, wah cocok banget nih Erick Tohir mendampingi Ganjar. :D
Jadi kesimpulannya, bukan Golkar dan PAN tidak mau mendukung Ganjar tapi harus jelas dululah koalisi seperti apa nanti yang akan dibentuk.
Bila PDIP salah-salah langkah negoisasi, bisa jadi seperti yang sudah ditulis di artikel sebelumnya. Golkar mungkin mendukung Prabowo dan memastikan kemenangan Prabowo di Indonesia Timur.  Kalau dukung Anies Baswedan  (berkoalisi dengan Demokrat dan Nasdem) rasanya masih jauh panggang dari api.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H