Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Golkar dan PAN Ogah-ogahan Dukung Ganjar?

2 Mei 2023   04:09 Diperbarui: 2 Mei 2023   04:09 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bila dicermati dalam seminggu terakhir paska ditetapkannya Ganjar Pranowo sebagai Capres PDIP, kita semua melihat tidak ada sambutan yang luar biasa dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) atas keputusan PDIP mencapreskan Ganjar sehari sebelum Lebaran 2023 lalu.

Padahal sebelum-sebelumnya KIB, termasuk Golkar dan PAN didalamnya selalu terlihat mesra dengan PDIP. Begitu juga dalam berbagai kesempatan dalam 6 bulan terakhir, elit-elit KIB berkali-kali menyinggung nama Ganjar Pranowo sebagai sosok yang pantas didukung sebagai Capres 2024.

Tetapi begitu Ganjar Pranowo resmi menjadi Capres PDIP 2024, Golkar meneng bae seolah-olah belum baca beritanya di media. PAN juga no coment dan tidak segera merapat ke PDIP. Hanya PPP saja yang sumringah dan langsung mepet-mepet Megawati. Wkwkwk.

Di sisi lain Golkar sendiri malah kemarin kongkow-kongkow dengan partai Demokrat dimana Ketum Golkar Airlangga bertemu langsung dengan SBY sambil mengingat kenangan lalu saat Golkar mesra dengan Demokrat di pemerintahan SBY.

Penulis tidak tahu bagaimana perasaan PDIP melihat Airlangga ketemuan dengan SBY.  Panik nggak panic nggak? Masa nggak panic? Hehehe..  Sudah tahu Demokrat dukung Anies, kok malah Airlangga deket-deket sama SBY?

Ya kurang lebih begitulah namanya manuver-manuver di dunia politik. Terkadang sulit  ditebak arahnya kalau tidak jeli membaca apa-apa yang menjadi penyebabnya.

APA BETUL GOLKAR DAN PAN TIDAK MENDUKUNG GANJAR?

Kalau menurut analisa penulis, jauh-jauh hari Golkar dan PAN memang sudah mendukung Ganjar sebagai Capres 2024. Memang Rakernas Golkar sebelumnya sudah menetapkan Airlangga sebagai Capres Golkar di 2024. Tetapi itu hanya normative seperti halnya Pilpres-pilpres sebelumnya.

Golkar lah yang paling jago urusan bermain 2 kaki di dunia persilatan eh salah di dunia politik tanah air. Jadi meskipun sudah mencapreskan Airlangga, tentu Golkar tidak menutup mata pada angka Elektabitas yang ada.  Golkar pasti akan bergabung dengan partai yang memiliki Capres Terkuat.

Pertanyaan berikut bukannya Ganjar yang tertinggi Elektabitasnya? Mengapa Golkar tidak merapat ke PDIP?

Jawabannya, kata siapa Ganjar yang terkuat Elektabilitasnya? Kalau menurut penulis saat ini yang terkuat Elektabilitasnya malah Prabowo Subianto. Ada 3 faktor yang menentukan mengapa Prabowo bisa menjadi yang tertinggi Elektabilitasnya saat ini.

Pertama, Popularitas Prabowo sejak awal paling tinggi dari Ganjar maupun Anies.  Prabowo jadi Capres di Pilpres itu sudah sering didengar (sudah akrab di telinga public), dan Prabowo belum punya "Cacat" dalam setiap karier politiknya disamping sangat konsisten dengan partainya.

Kedua, dalam sekian tahun terakhir kinerja Prabowo sebagai Menteri Pertahanan sangat baik. Public menilai Prabowo cukup berprestasi dan jauh dari kontroversi dalam jabatan tersebut.

Dan yang ketiga, Prabowo adalah alternative terbaik bagi public yang tidak suka dengan PDIP, tidak puas dengan PDIP dan Jokowi akan tetapi tidak cocok juga dengan para pendukung Anies Baswedan yang sering diidentifikasi sebagai kalangan Islam Garis Keras.

Prabowo adalah pilihan tengah atau pilihan terbaik bagi public yang tidak ingin ke Kiri dan tidak ingin ke Kanan. Factor inilah yang bisa membuat Elektabilitas Prabowo bergerak naik.

Di sisi lain kemarin 2 Lembaga Survey yaitu Indikator Politik dan Poltracking juga membuat survey Elektabilitas Capres dengan hasil yang berbeda. Indikator Politik bilang Ganjar tertinggi sementara poltracking bilang Prabowo yang tertinggi. (Lebih masuk akal  hasil survey Poltracking menurut penulis).

Apakah hal itu yang membuat Golkar dan PAN yang menjadi ragu mendukung Ganjar? Bisa jadi.

Tapi sebenarnya menurut penulis, ini semua gara-gara PDIP yang arogan sebelumnya dan mungkin terlihat tidak menghargai Golkar Cs.

Dalam pengamatan penulis, jauh-jauh hari sebelumnya Golkar lewat KIB sepertinya sudah mendekati Megawati dan memintanya menetapkan Ganjar sebagai Capres sekaligus KIB menyodorkan proposal begini begitu bila Ganjar berhasil menang Pilpres 2024.

Tapi Megawati terlihat cuek dan tidak mau perduli dengan segala proposal. Pertama, waktu itu Megawati masih berharap Puan yang akan maju sebagai Capres/ Cawapres PDIP. Dan kedua, Megawati tidak ingin KIB yang mengatur Koalisi PDIP.

Megawati terlihat ingin KIB ngekor saja apapun keputusan Megawati. Dan itu tersirat dari pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristyanto yang 2-3 minggu lalu sempat membuat pernyatan bahwa, PDIP dalam waktu dekat akan  mengumumkan Capres PDIP 2024 dan setelah itu PDIP akan menjadi Bandul Politik tanah air.

Pernyataan Sekjen PDIP itu mungkin oke oke aja buat PPP atau  PSI yang parlemen Tressholdnya  nggak jelas.   Begitu juga untuk PAN (yang sudah bukan dalam kendali Amien Rais) mungkin  manut-manut aja yang penting nanti dapat kursi menteri.

Tapi tidak dong buat Golkar dan PKB. Jangan ngomong Bondal Bandul Politiklah. Kita koalisi itu artinya Kerja Sama. Ada Negosiasi dulu lah. Wkwkwkwk.

Inilah yang membuat Golkar menahan diri untuk tidak bergabung ke PDIP malah sebaliknya seperti memposisikan Golkar akan netral antara kubu PDIP dengan kubu Demokrat-Nasdem. Jelas dalam hal ini PDIP harus bernegoisasi dulu dengan Golkar bila ingin Ganjar didukung Golkar.

PPP YANG SEMAKIN NAFSU DAN PAN YANG AKHIRNYA KECEPLOSAN

Yang lucu di mata penulis ya partai senior PPP yang semakin lama semakin Pragmatis saja. Apapun makanannya , minumannya pasti Teh Anu. Siapapun yang kelihatan kuat berkuasa, merekalah yang harus dipepet.

Nah masalahnya PDIP sekarang bingung. Ini KIB bagaimana, PPP sudah mepet-mepet merapat kok Golkar menjauh dan PAN gak ada suaranya?  Hayo atuh PPP plisss, itu PAN dan Golkar dirayu untuk segera merapat, kata PDIP sambil ngedumel. Hehe.

Mau nggak mau Romahurmuzy (Pembina PPP) dan Mardiono (Plt Ketua PPP) langsung bolak-balik japri elit-elit PAN dan Gokar. Gimenong Bos, kok ga ada nongol-nongol ke Lenteng Agung (Markas PDIP)?

Akhirnya berbeda dengan Golkar, PAN keceplosan mau ikutan PDIP setelah keluar hasil survey Poltracking tentang Cawapres tertinggi elektabilitasnya yaitu Erik Tohir.  PAN pun berkata, wah cocok banget nih Erick Tohir mendampingi Ganjar. :D

Jadi kesimpulannya, bukan Golkar dan PAN tidak mau mendukung Ganjar tapi harus jelas dululah koalisi seperti apa nanti yang akan dibentuk.

Bila PDIP salah-salah langkah negoisasi, bisa jadi seperti yang sudah ditulis di artikel sebelumnya. Golkar mungkin mendukung Prabowo dan memastikan kemenangan Prabowo di Indonesia Timur.  Kalau dukung Anies Baswedan  (berkoalisi dengan Demokrat dan Nasdem) rasanya masih jauh panggang dari api.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun