Sejak tahun 2016 saya mulai menyadari bahwa Jokowi bukanlah Real Presiden. Sejak saat itulah saya mulai mengkriti Jokowi.
SBY yang dulu saya anggap parah dan sering saya kritik karena tersandera kepentingan politik partai pendukungnya ternyata sedikit lebih baik dari Jokowi  dimana selain tersandera kepentingan politik partai pendukung, Jokowi malah sangat terkesan dikendalikan Partainya.  Mungkin Jokowi dianggap oleh Partainya sendiri sebagai Petugas Partai, ya saya tidak tahu persis.
Faktanya kemudian ternyata Jokowi berhasil memenangkan Pilpres 2019. Ini membuat saya menjadi was-was. Apakah Jokowi bisa memperbaiki kinerjanya di Periode Kedua  atau tidak, apakah kepemimpinan Jokowi  bisa  kembali seperti sebelumnya (sewaktu menjadi  Walikota Solo dan sewaktu menjadi Gubernur DKI) yang selalu mendengar aspirasi rakyat ataukah tidak.
Dalam 3 tahun terakhir  menjelang berakhirnya Periode Pertama Pemerintahan Jokowi saya sudah mulai mengambil kesimpulan bahwa Rezim Jokowi ini adalah Rezim Anti Kritik. Jangankan saya yang bukan siapa-siapa, banyak tokoh terkenal dan banyak pakar hukum terkenal  berkali-kali mengkritisi  kebijakan-kebijakan Jokowi. Sayangnya semua kritikan itu tidak mempan.
Repotnya lagi dalam beberapa tahun terkahir ini:  siapapun yang mengkritik Jokowi  pasti beresiko dibully habis-habisan oleh para pendukung Jokowi.  Setiap ada kritikan kepada pemerintahan Jokowi  langsung saja yang mengkritik dianggap sebagai pendukung Prabowo, dianggap sebagai pendukung PKS, dianggap sebagai pendukung FPI dan lain-lainnya.
Begitu juga dengan elit-elit yang berkuasa. Setiap ada kritikan yang datang pada pemerintahan Jokowi selalu dicounter dengan buruk.  Narasi yang dibangun para elit itu  adalah terdeteksi  ada pihak-pihak yang ingin mengganggu kredibilitas pemerintahan.  Kondisi itu yang akhinya menimbulkan kesan bahwa  Pemerintahan Jokowi  memang  Pemerintahan yang selalu  merasa  paling benar.
Bahkan merekapun kemudian memasang orang sekelas Ali Ngabalin sebagai Jubir Istana untuk "menggonggong" siapa saja yang berani mengkritik Pemerintah.
Dan akhirnya setelah Jokowi dilantik menjadi Presiden RI 2019-2024 hal yang saya tunggu adalah susunan kabinetnya.  Sudah was-was sebelumnya bahwa Susunan Kabinet akan berisi lebih banyak para politisi pendukung dibanding professional.  Menurut saya inilah titik yang bisa membuktikan Jokowi akan  kembali memiliki kepemimpinannya seperti saat  menjadi Walikota Solo dan Gubernur DKI atau tetap menjadi Presiden yang terbelenggu oleh kepentingan pihak-pihak di belakangnya.
Faktanya yang terjadi kemudian Susunan Kabinet memang tidak berubah seperti Periode Pertama. Pihak-pihak yang berjasa pada Pilpres 2019 lah yang diakomodir Jokowi untuk mengisi posisi-posisi penting  di kabinetnya. Bahkan Jokowi tidak perduli betapa gemuknya kabinetnya saat ini.
Sejak  Jokowi mengumumkan kabinetnya, sejak saat itulah saya merasa sudah saatnya berhenti untuk mengkritik Jokowi. Sudah tidak ada gunanya lagi.
REZIM JOKOWI KEMUNGKINAN BESAR TERCATAT SEJARAH SEBAGAI REZIM YANG BURUK