Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

OTT KPK 6,5 Miliar Bowo Sidik Gerus Elektabilitas Jokowi?

30 Maret 2019   09:45 Diperbarui: 30 Maret 2019   10:58 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Slogan Orang Baik pilih Orang baik akhirnya menjadi Bumerang bagai pendukung Jokowi paska penangkapan Romahurmuziy.  Begitu Ketua Umum PPP Rommahurmuzy ditangkap, muncullah meme-meme dari kubu 02. 

Foto-foto  keakraban antara Jokowi dan Romi  dishare  di medsos dan diberi caption "orang baik pilih orang baik". Muncul juga bersamaan  foto Bupati dari PDIP yang korupsi Rp. 5,8 Trilyun dengan caption yang sama. .

Dan yang kemarin peristiwa Elit Golkar Bowo Sidik Pangarso ditangkap KPK mungkin akan menambah lagi meme-meme seperti itu. apa boleh buat slogan orang baik pilih orang baik akhirnya menjadi mubazir.

Berbicara soal slogan, pada awal musim Kampanye  Denny Siregar pendukung Die Hard Jokowi mengkritik keras slogan TKN-Jokowi yang mengusung : Bersih, Merakyat dan Kerja Nyata. Menurut Denny slogan itu terlalu Jadul dan terlalu standard.  Beda jauh dengan slogan kalangan oposisi yang menurutnya  sangat kuat karakternya dan menantang seperti taggar #2019GantiPresiden.

Saya tidak sepakat dengan Denny Siregar. Slogan itu baik kok meskipun tidak berkarakter kuat seperti taggar Ganti Presiden.  Yang saya kurang setuju malah slogan Orang Baik pilih Orang Baik.

Kalimat "Orang Baik pilih Orang Baik" itu merupakan sebuah ajakan.  Tapi kalimat itu menunjukkan bahwa pihak yang mengajak tidak paham tentang  esensi Pilpres seutuhnya.  Pilpres itu bukan sekedar memilih seorang Capres tetapi harus juga mempertimbangkan siapa-siapa yang ada di belakang Capres yang diperjuangkan.

Lagi pula kalimat itu juga terkesan mendiskreditkan ataupun memprovokasi  kubu lawannya. Logikanya kalau disini "orang baik pilih orang baik tentu disana orang jahat pilih orang jahat".  Klaim pihak sendiri sebagai  kalangan orang baik sementara diluar kalangan mereka sebagai orang jahat itu sungguh tidak bijak.

 Akhirnya realitanya terbukti bahwa tidak semua yang berada di kubu Jokowi adalah orang baik. Romy PPP  itu orang Jahat. Bupati PDIP yang korupsi 5,8 Trilyun rupiah juga orang jahat. Begitu juga Bowo Sidik yang menerima Gratifikasi  Rp.6,5 Milyar yang akan dipakai untuk Serangan Fajar kampanye Pemilu 2019.

Supaya kembali mengingatkan lagi tentang bagaimana meraja-lelanya korupsi, berikut ini saya sajikan info grafis dibawah ini. Ada daftar partai paling korup dan ada daftar Kepala Daerah paling korup. Dan yang terbanyak adalah PDIP dan Golkar.

gambar detiknews
gambar detiknews

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun