Mohon tunggu...
Rullysyah
Rullysyah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Belajar dan Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Andi Arief Mungkin Saja Memang Dijebak

6 Maret 2019   08:28 Diperbarui: 6 Maret 2019   08:37 1754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari Detiknews

Lebih lanjut lagi Neta S. Pane mengatakan wanita yang di TKP adalah "Cepu".  Cepu adalah istilah untuk para informan yang digunakan polisi untuk mengungkap kasus-kasus.  Menurut Neta dari informasi yang diterimanya Andi Arief adalah pemakai lama narkoba sehingga mungkin harus menggunakan "Cepu" untuk menangkapnya.

Soal "Cepu"  Ini bisa saja menjadi  issue  kontroversi  karena  bila memang sosok "Cepu" ini tetap disembunyikan identitasnya oleh Polisi maka akan timbul dugaan-dugaan liar bahwa ada pihak tertentu yang bermain dibalik penggerebekan  Andi Arief. Apakah wanita "Cepu" digunakan untuk merekayasa kasus ataupun  dugaan lainnya.

Potensi ini harus dihindari agar polisi terhindar dari sangkaan buruk masyarakat.  Sebaiknya dijelaskan saja siapa sebenarnya wanita ini. selain dapat  menghilangkan kecurigaan masyarakat, juga sekaligus bisa langsung membersihkan nama Caleg Nasdem yang bernama Livy tersebut.

Informasi lain yang menarik dari uraian Neta S. Pane adalah dia mengatakan karena kedekatannya dengan personil Polri dia mengetahui  bahwa sebenarnya masih banyak Elit Politisi dan orang penting lainnya yang sebenarnya sudah terjerumus dalam lingkaran Narkoba tapi ada kendala tertentu dari personil Polri untuk melakukan tindakan hukum.

Menurut saya pribadi  akan baik sekali apa-apa yang disampaikan Neta S. Pane dilanjutkan dengan tindakan-tindakan tegas Polri maupun dijadikan masukan bagi DPR Komisi III untuk melakukan langkah langkah yang tepat terkait fenomena banyaknya  elit politisi sudah tersentuh jaringan narkotika. 

Bagaimanapun juga Narkotika adalah Musuh Negara yang harus dihancurkan karena mengancam generasi muda kita.

Sekian.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun