Waktu itu di Golkar paska  Rezim Soeharto tumbang masih banyak bercokol  politisi-politisi senior  seperti  Akbar Tanjung, Ginanjar Kartasasmita, Muladi, AA Baramuli dan lain-lainnya. Mereka inilah Tokoh-tokoh senior Golkar saat itu.
Dibawah level Akbar Tanjung, ada  Wiranto, Surya Paloh, Prabowo Subianto, Jusuf Kalla, Aburizal Bakri dan lainnya. Posisi Akbar Tanjung sebagai ketua umum Golkar sangat kuat.  Dan saat itu untuk Pilpres 2004 diadakan sebuah Konvensi (Pemilihan internal) untuk menentukan Capres dari Golkar. Dan pilihannya jatuh pada Wiranto.
Kuatnya barisan Akbar Tanjung dan barisan Wiranto akhirnya membuat  elit lainnya mencari jalan keluar. Sulit bisa bersaing di Golkar selama masih ada Akbar Tanjung dan Wiranto.  Hal itulah yang membuat akhirnya Surya Paloh merintis Partai Nasdem dan Prabowo merintis partai Gerindra.
Jusuf Kalla dan Aburizal akhirnya mencoba bermain Dua Kaki. Mereka mencoba untuk menjadi Cawapres Megawati karena saat itu  2 partai terbesar yang berpeluang Menang Pemilu hanya PDIP dan Golkar.  Tapi karena  kurang cepat dan kurang pendekatan akhirnya Megawati lebih dahulu memilih Hasyim Muzadi Ketua PB NU sebagai Cawapresnya.
Adalah Sofyan Wanandi yang akhirnya menjadi Aktor Kunci kemenangan SBY-JK di Pilpres 2014. Sofyan Wanandi adalah Konglomerat Indonesia yang masuk dalam 150 Orang Kaya sedunia (setahu saya). Â Dan Sofyan Wanandi berteman akrab dengan Jusuf Kalla sejak kuliah hingga masing-masing menjadi Pengusaha besar yang sukses. Â Sofyan Wanandi lah yang akhirnya mempertemukan SBY dengan JK dan mendukung penuh kampanye SBY dan berhasil mengalahkan Megawati sebagai Petahana.
Setelah berhasil menjadi Wakil Presiden, Jusuf Kalla akhirnya berhasil juga menjadi  Ketua  Umum Golkar. Dengan kekuasaannya di pemerintahan dia mampu melakukan penetrasi ke tubuh Golkar dan bisa menggeser kekuatan Akbar Tanjung dan Wiranto.
Bahkan akhirnya pada Pilpres 2009, JK maju  menjadi Capres dari Golkar dan didampingi Wiranto. Begitulah piawainya  JK menguasai Golkar tapi akhirnya dikudeta juga oleh Aburizal Bakrie. :D.
Politik Bermain Dua Kaki Juga Dimainkan Partai Lain.
Partai yang paling hebat bermanuver tentu saja Golkar. Pada tahun 1999 meski kalah Pemilu, Golkar berada di Pemerintahan. Begitu juga dengan rezim SBY 2 periode. Mereka sangat eksis.
Masuk di rezim Jokowi  meskpun  tadinya ada di posisi sebagai Oposisi akhirnya mereka bergabung juga dengan pemerintah yang berkuasa.
PKB, PKS, PAN juga pernah bermain dua kaki pada pemerintahan SBY. Begitu juga dengan  PPP.  PKS saya amati cukup parah bermain dua kaki pada zaman SBY. Mereka di pemerintahan tetapi ikut berdemo untuk menurunkan Harga BBM bersama PDIP. :D.  Tapi sekarang mereka murni oposisi. Â