Faktanya kemudian dalam 2 hari lalu tersiarlah kabar bahwa memang benar  ada Senjata-senjata Militer yang diimpor masuk ke dalam negeri dan sudah berada di Gudang Kargo Bandara Sukarno-Hatta.
Ramailah Netizen membicarakan hal ini. Tadinya belum diketahui siapa pemilik Senjata-senjata berat ini. Dan terbukti apa yang dikatakan Gatot Nurmantyo benar bahwa  akan ada masuk senjata-senjata berat (senjata Anti Tank dan lainnya).
Setelah Netizen ramai membicarakan hal ini barulah Mabes Polri melalui  Kadiv Humas Polri  Irjen Setyo Warsita mengakui bahwa barang-barang tersebut milik Polri dan akan digunakan untuk kepentingan Brimob.
"Senjata tersebut betul milik Polri. Itu barang yang sah," kata Inspekrut Jenderal Setyo Wasista, Kepala Divisi Humas Mabes Polri dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu 30 September 2017 malam. (Tempo.co).
Setyo juga menegaskan pengadaan senjata itu sudah melalui prosedur yang sah. Ia merinci, prosesnya mulai dari perencanaan spek, proses lelang, review staf Irwasum dan BPKP sampai ke pengadaan dan pembelian oleh pihak ketiga, hingga proses masuk ke pabean Soekarno Hatta.
Meski begitu, perizinannya masih diurus kepada Badan Intelijen Strategis TNI. Namun Setyo memastikan, Polri sudah mengkonfirmasi impor senjata tersebut kepada Bais TNI. "Semua sudah sesuai prosedur," kata Setyo.
Penjelasan Mabes Polri melalui Kadiv Humas ini saya pikir pasti tidak akan memuaskan masyarakat. Mengapa tidak dari awal Mabes Polri menjelaskan (sesuai isu yang dilontarkan Panglima TNI) aka nada masuk Senjata-senjata militer yang bukan dibeli oleh TNI?
Begitu juga soal Prosedur yang  ada.  Apa benar  Prosedur itu sudah berjalan terbuka sehingga semua Pihak Terkait mengetahui proses Pengadaan Senjata-senjata Berat itu?
Dan kalau sesuai Prosedur tentu Menko Polkam tahu juga proses Perencanaan Pembelian, Proses Lelang dan seterusnya. Mengapa Wiranto hanya bicara soal 500 pistol yang dibeli dari Pindad?
Kadiv Humas Polri  pada 3 hari yang lalu juga sudah menjadi buah bibir terkait isu (adanya) Video Amatir yang sudah beredar di netizen yang menggambarkan ada Pasukan  (ditengarai  Polri) sedang berlatih menggunakan Senjata Roket (RPG).
Video itu diakui oleh Kadiv Humas Polri tentang adanya latihan Personil Polri yang menggunakan RPG (senjata Roket). Tetapi menurut Irjen Setyo Warsita rekaman itu diambil pada zaman reformasi pada saat Polri masih menjadi  bagian dari TNI.