Fenomena ini memang bikin bingung. Kalau dirunut, mungkin ada beberapa alasan:Â
- 1. Mentalitas "Masih Ada Waktu"Â
Di lintasan kereta dengan palang pintu, banyak yang merasa kereta masih jauh, jadi "tidak apa-apa" untuk nyerobot. Padahal margin kesalahan sangat tipis. Satu detik bisa jadi penentu hidup dan mati.Â
- 2. Faktor Psikologis di JembatanÂ
Jembatan kereta yang sempit memberikan kesan "tidak ada jalan keluar". Ini membuat orang lebih cenderung menunggu karena sadar risiko terlalu besar. Sementara di lintasan biasa, mereka merasa ada ruang untuk "selamat".Â
- 3. Kurangnya Kesadaran dan EdukasiÂ
Ketidaktahuan tentang bahaya lintasan kereta juga jadi faktor. Kampanye keselamatan sudah ada, tapi sepertinya kurang menggugah rasa takut atau disiplin pengguna jalan.Â
Ayo Lebih Tertib!Â
Kelakuan aneh pengguna jalan ini sebenarnya potret kecil dari bagaimana kita sering kali mengambil resiko tanpa berpikir panjang. Apakah kita mau terus seperti ini?
Kita bisa belajar dari fenomena di jembatan, kalau takut bisa bikin kita lebih disiplin, kenapa nggak diterapkan di pintu perlintasan biasa? Jangan sampai kelakuan nyerobot kereta ini jadi alasan untuk munculnya berita duka yang sebenarnya bisa kita cegah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H