Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Main Engklek, Disamperin Sekuriti

12 Mei 2020   03:19 Diperbarui: 12 Mei 2020   03:18 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, modal utamanya yakni Kapur Tulis sebagai bahan untuk membuat kotak di lantai. Bagaimana jika bukan di lantai ?

Ya memang, seringkali juga dimainkan di atas tanah yang tidak mungkin digambari oleh kapur...so, lebih gampang lagi dong yah, tinggal cari batang kayu atau apalah yang keras (pensil, paku, atau ujung sepatu) untuk dijadikan "alat tulis" menggambar garis-garis untuk membentuk kotak-kotak diatas tanah tadi.

dokpri
dokpri
Kedua, Gacoan/ Jagoan...Betuknya biasanya pipih dan agak berat. Biasanya menggunakan pecahan keramik, genteng, atau pecahan semen tipis yang tidak mudah pecah tentunya jika terjatuh dr ketinggian. Karena, gacoan ini akan dilempar-lempar saat bermain nanti untuk penanda lokasi kotak. Berat si gacoan sebaiknya cukup berat, agar nanti ketika dilempar tidak akan memantul terlalu jauh yang berakibat melenceng dari "incaran" kita sebelum melempar gacoan.

Gacoan ini juga biasanya digunakan untuk membuat garis kotak-kotak. Genteng yang terbuat dari tanah liat ini juga bisa digunakan sebagai pengganti kapur jika ingin bermain diatas aspal atau beton, akrena memiliki warna coklat yang mudah terlihat.

Atau, jika di tanah, cukup kuat menggores tanah sampai akhirnya nanti terbentuk garis untuk membuat kotak permainan.Permainan Taplak Gunung menggunakan 8 bentuk kotak, dan 1 gunungan yang bernomor 9. Bentuk kotak-kotak ini sendiri bisa beraneka ragam, sesuai ke-khas-an permainan ini dimainkan di daerah mana.

====

Nah, saya jabarin sedikit cara bermainnya siapa tau udah pada lupa (ini juga sedikit banyak diingetin lagi sama anak ke-1) hehehehehehe...

1. Gacoan dilempar berurutan mulai dari kotak 1, 2, 3, dst. Kotak terisi gacoan tidak boleh diinjak/ditempati oleh setiap pemain, pemain harus melompat ke kotak berikutnya

2. Gacoan yang dilempar dan terkena garis/ keluar kotak, pemainnya mati/ keluar dan berganti giliran dengan pemain lain. Begitu pula jika kaki pemain menginjak garis/ keluar kotak

dokpri
dokpri
3. Jika sudah masuk ke area Gunung/ kotak nomor 9, pemain membalikkan badan dan kemudian berjongkok di kotak 7 dan 8. Lalu pemain mencoba mengambil gacoan tanpa melihat/ membelakanginya.

4. Saat mengambil gacoan, tidak boleh ada anggota badan yang terkena garis. Jika pemain melanggar, maka pemain mati/ gagal dan harus berganti giliran dengan pemain lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun