Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat Presiden Optimis Vs Panglima "Cengeng"

31 Maret 2019   16:18 Diperbarui: 31 Maret 2019   21:40 2110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jokowi sendiri, dengan nada yang lambat menjabarkan mengenai bagaimana Pancasila dirumuskan dan bagaimana seharusnya Pancasila dimaknai dan dijalankan oleh rakyat. Untuk pemerintahan, Jokowi memperkenalkan DILAN (Digital Melayani) karena dengan perkembangan teknologi ini, semua akan menjadi sangat transparan dan cepat sehingga akan sangat menggerus tingkat korupsi kedepannya dan kepuasan rakyat atas segala pelayanan pemerintahan yang mereka dapatkan.

Reformasi pemerintahan dan birokrasi jelas akan terjadi; penyederhanaan kelembagaan, peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintah, reformasi tata kelola pemerintahan. Peningkatan kualitas SDM TNI mutlak diperlukan dalam teknologi persenjataan dan cyber, karena selain perang fisik, perang teknologi juga akan ada di depan mata. Indonesia yang menjalani politik bebas aktif, terus diperjuangkan karena kita adalah negara yang berdaulat, besar, dan siap untuk terjun kedalam hubungan dunia internasional yang memiliki berbagai kepentingan.

====

Memasuki segmen pemaparan, Prabowo yang digembleng lewat jalur tentara, mengatakan bahwa Pancasila tidak harus diterapkan dengan cara indoktrinasi, namun harus masuk lewat jalur edukasi bahkan hingga level S3 (doktoral), dan contoh-contoh baik dari pemerintah perlu dilakukan. Sedangkan Jokowi, selain menanamkan nilai pancasila lewat jalur edukasi hingga S3, menambahkan bahwa yang terpenting bahwa aplikasinya didalam kehidupan masyarakat, karena Indonesia jelas semua berbeda agama, bahasa daerah, budaya, ditambah memanfaatkan teknologi yang ada seperti lewat media sosial.

Sejak Prabowo "curhat" dalam kesempatan berikutnya, debat menjadi "memanas". Prabowo yang sepertinya "kesal" ketika dituduh membela khilafah, Prabowo melarang tahlilan, ia meyakinkan hal tadi sepertinya tidak mungkin bahwa ia akan akan merubah pancasila. Sayangnya, Jokowi menanggapi dengan enteng bahwa ia juga banyak sekali dituduh macam-macam, terutama ia merupakan bagian dari PKI yang selama ini ditanggapinya dengan biasa saja, karena yang terpenting kita mampu membumikan pancasila, terutama sebagai pemimpin tidak saling hujat, tidak saling hina, meremehkan, dan menjelekkan, karena contoh itulah yang bisa menjadi nilai kebaikan untuk generasi muda.

Tema berikutnya menjadi lebih tajam, dimana Prabowo melempar rencana bahwa pemerintahannya kelak akan mencapai target transparansi dan efektif lewat teknologi informatika, dimana misalkan untuk mencapai rasio pajak akan dikembalikan ke 16%, sehingga akan menghasilkan uang untuk menaikkan gaji pejabat dan ASN agar tidak terjadi korupsi, ditambah efisiensi single identity card dengan memangkas berbagai macam kartu, karena mahal, boros, dan tidak bermanfaat.

Padahal sebelumnya Jokowi sudah memaparkan bahwa pemerintahan berbasis elektronik adalah pelayanan dan kecepatan, karena negara yang cepat pasti akan mampu menguasai peradaban kedepan. E-Government, E-Procurement, E-Budgeting, akan menjadi sangat transaparan, efektif, dalam melayani masyarakat. Bahkan penyederhanaan lembaga sudah juga dilakukan agar, segala sesuatunya bisa menjadi lebih pendek dan tidak berbelit-belit; 20an lembaga negara sudah dibubarkan untuk mengejar itu semua selama ia memimpin.

Jawaban emosional Prabowo " masalah bangsa ini adalah, kekayaan kita tidak tinggal di Indonesia. Sistem yang hebat bagaimanapun, jika tidak ada political will mengenai arah orientasi sistem ekonomi. Kita boleh punya informatika, sistem yang hebat, kartu yang banyak, semua indah seolah-olah modern, seolah-olah efisien, seolah-olah cepat tapi kekayaan mengalir ke luar negeri. Saya lebih baik pakai sistem lama tapi kekayaan tidak mengalir ke luar negeri", kemudian menjadi kalimat yang diulang-ulang dalam setiap segmennya, bahkan terkesan, apapun pertanyaannya jawabannya tetap sama terlontar dari capres nomor 02 ini. Entah apakah itu merupakan tekanan terhadap kondisi bangsa yang saat ini terjadi, atau penguasaan bahan dan data yang sebenarnya tidak bisa terekam dengan baik di tim BPN dan tidak tersampaikan, karena jelas sekali uang-uang yang mengalir/ada  di luar negeri tadi disinyalir banyak berada di kubunya, bahkan nama Prabowo dan Sandiaga Uno jelas terpampang di Paradise Paper yang sempat menghebohkan dunia beberapa waktu lalu.

====

Adalagi pernyataan berapi-api yang juga dilontarkan oleh Prabowo dalam debat malam tadi, yakni "aduh, aduh, aduh, saya penasaran siapa sih yang berani membrief seorang presiden, panglima tertinggi bahwa dalam 20 tahun tidak ada perang, negara semua aman, dan sudah memadai karena ini sudah seperti dulu dengan mottonya ABS (asal bapak senang) dimana laporan-laporan sengaja dibuat baik agar pimpinan merasa senang dan puas", dan dengan barapi-api juga berkata bahawa "saya lebih TNI dari banyak TNI yang lain, paham dan tahu betul mengenai segala kebutuhan mengenai pertahanan dan keamanan di Indonesia".

Prabowo yang mengkritisi mengenai kebijakan Jokowi yang hanya mementingkan infrastruktur pelabuhan, airport, perbatasan, dan bangunan bangunan komando, dinilai tidak berguna karena buat apa bangunan bagus kalau tidak bisa perang. Sedangkan untuk alutsista yang dimiliki, juga kalau jauh dari yang dimiliki negara tetangga sekalipun. Anggaran untuk TNI dan untuk perang, sangat jauh dari ideal". "lokasi strategis seperti pelabuhan, bandara, stasiun yang menurut Prabowo yang sejak di tentara merupakan aset terpenting yang harus dijaga justru "dijual" ke asing oleh Jokowi juga tidak luput dari kritikannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun