Namun, begitu mendengar suara pemberitahuan bahwa MRT tujuan Lebak Bulus akan mendekat dan Layar LED menunjukkan pemberitahuan yang sama, tiba-tiba warga yang sebelumnya sibuk ke sana ke mari langsung masuk antrian samping pintu dengan tertib, hanya beberapa orang saja yang masih berdiri di depan pintu yang kemudian diperingatkan petugas untuk mengantre di samping sesuai garis kuning. Hal yang sebetulnya tidak harus terjadi karena etos antre seperti tadi, sudah cukup lama diterapkan di Commuter Line Jabodetabek.
Kursi plastik, yang sebelumnya sempat ramai diperbincangkan di media sosial terasa nyaman. Selain karena bentuknya yang ergonomis, juga cukup lebar, beda dengan kursi yang kemarin sempat disebut sebagai kursi metro mini yang sempit. Toh, perjalanan Bundaran HI- Lebak Bulus hanya memakan waktu sekitar 30 menit saja, jadi jika kita tidak sampai ujung, kira-kira kita hanya duduk di kursi tadi sekitar 5-15 menit saja dan tidak perlu kursi berbusa empuk kan?
Di setiap stasiun, terhitung kereta berhenti untuk menaik turunkan penumpang sekitar 10-15 detik saja, yang ketika ditanyakan kepada security yang bertugas di atas gerbong, menurutnya waktunya bisa bertambah, tergantung banyak tidaknya yang sedang naik/turun, karena penutupan pintu bisa dilakukan manual oleh masinis selain otomatis lewat sensor.
Kekecewaan justru ketika kereta mulai berjalan dan masuk ke stasiun setelah bundaran HI, mungkin karena belum selesai terpasang, tidak ada sinyal komunikasi telepon.
Sinyal baru ada lagi ketika mulai keluar dari terowongan mendekati Stasiun Sisingamangaraja yang memang berada di atas elevated. Hal ini agak menganggu, terutama di jaman komunikasi seperti sekarang ini.
Saya yang pernah tinggal di luar negeri, dan merasakan hampir semua moda transportasi massal hampir di seluruh kota di wilayah Eropa dan Amerika sulit membedakan setiap halte yang dilewati.
Jika di Eropa dan Amerika untuk desain interior masing-masing nya memiliki kekhasan tertentu, di sini saya merasa semuanya mirip. Sehingga agak sulit mengetahui stasiun tadi jika dalam kondisi kaget, baru terbangun tidur, bengong, sehingga mengakibatkan kita turun dari kereta secara spontan karena merasa sudah sampai, namun yang terjadi malah salah stasiun.Â