Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan Berusaha Jadi "Firaun"

6 Maret 2019   02:28 Diperbarui: 6 Maret 2019   19:51 4608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar instagram @aniesbaswedan

Dan kalimat dengan redaksional sejenis pun diulangnya saat debat Cagub yang disiarkan langsung di TV Nasional beberapa hari kemudian dengan mengatakan "Firaun pencuri pun bisa dengan jujur menceritakan apa yang dikerjakannya," kata Anies di Hotel Bidakara Jakarta, tempat debat berlangsung.

Ada 2 hal yang menggelitik...Firaun dari dulu juga bisa kalau cuma membangun kota yang megah, serta Firaun Pencuri...apa maksudnya ya?

Pernyataan-pernyataan itu juga didukung oleh 2 orang lagi, yakni Amien Rais dan AA Gym, yang memang juga selalu hadir dalam perhelatan bersama Anies sejak demonstrasi-demonstrasi mengenai permasalahan Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) yang saat itu disebut menistakan Agama karena berkomentar mengenai Al Quran Surat al Maidah ayat 51.

Amien Rais menyamakan peringai Ahok mirip dengan Firaun, Namrud, Goliath, dan kisah-kisah lain yang kita kenal sebagai Raja yang sombong dan congkak. Sedang Aa Gym menggambarkan Ahok adalah cerminan cerita Firaun yang sombong, Namrud si pembangun, dan Negeri Saba' yang tanpa korupsi sebagai negeri yang dipimpin oleh pemimpin yang menistakan agama Allah, hali ini sempat menjadi viral di berbagai sosial media dengan tulisannya.

====

Kini, setelah hampir 7 bulan memimpin Jakarta seorang diri dalam masa hampir 2 tahun memimpin Jakarta, Anies bergelimang Prestasi.
Namun sayang, prestasi-prestasi tadi lebih dominan merupakan "hasil" jerih payah kepemimpinan sebelumnya, sedangkan Anies hanya tinggal "panen" saja. Anies dinilai belum membangun apa-apa untuk Jakarta. Hal ini tak urung membuat Anies dan tim kerja Gubernur bekerja lebih keras untuk benar-benar menelurkan hasil "original" dari kepemimpinannya. Ternyata sulit menjadi Firaun pikir mereka.

Akhirnya, segala sesuatu "dikebut" untuk memastikan mengenai "karya original" tadi. Rumah DP NOL, akhirnya menjadi RUSUN DP NOL, walau dengan harga yang "beda tipis" dengan apartemen sederhana lain milik pengembang-pengembang swasta. Trotoar-trotoar yang belum semua dikerjakan terkait habisnya kerjasama CSR dengan Pemda masa sebelumnya, dikejar untuk dikerjakan "dengan nafas senen-kemis" yang memanfaatkan anggaran dan kemampuan SDM yang ada. Belum lagi penanganan mengenai PKL, Normalisasi Kali yang menjadi penyebab banjir, dan lain sebagainya, yang merupakan kunci-kunci pemasalahan sosial di DKI yang menjadi PR besar Jakarta.

Entah mengapa, Anies yang pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di kabinet Jokowi ini sepertinya keasyikan. Berbagai pujian di Twitter, Instagram miliknya saat ia mengunjungi petugas kebersihan saat menjaga kebersihan di ajang ASIAN GAMES 2018, menjajal LRT dan MRT, meresmikan bus Transjakarta jenis baru, ikut meninjau Kali Krukut atau Kali item yang dibenahi secara cepat, ia sepertinya mendapat "nyawa" baru dan dukungan luar biasa dari banyak pihak, walaupun lagi-lagi yang dibuat dan diresmikannya itu tadi masih merupakan "sisa" perjuangan kepemimpinan masa sebelumnya.

Anies yang "enjoy" dengan itu semua, karena berbuah "pujian" yang nyata baik bentuk maupun dampaknya terlihat jelas ini, mulai "belajar" untuk mengarahkan Jakarta dari sisi pembangunan infrastruktur, jauh dengan targetnya saat masa kampanye yang akan diarahkan kepada INTEGRITAS dan TATA KELOLA MASYARAKAT.

Tangkapan Layar instagram @aniesbaswedan
Tangkapan Layar instagram @aniesbaswedan
Dimulai dari pembuatan instalasi bambu "GETIH GETAH" di Bundaran HI jelang ASIAN GAMES 2018, lalu berlanjut meneruskan pembuatan "penyerapan airsumur vertikal" yang dulu di jaman jokowi-ahok hanya disebut sumur resapan saja dan sejak dibuat tahun 2013 berjumlah 100.000 buah tersebar diseluruh wilayah ibukota, digenjot penambahannya karena menurut data memang terbukti mengurangi banjir. 

Pengerukan air dan membeton dinding sungai agar tidak terjadi erupsi, juga dilanjutkan dengan mengabaikan slogan "naturalisasi" yang merupakan tindakan "anti pembetonan" karena sebelumnya Anies menyebut air seharusnya akan diserap tanah, sehingga sebaiknya dinding sungai dibiarkan tidak dibeton. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun