Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahkan MUI Pun Minta Tidak Pernah Mengkafirkan

3 Maret 2019   15:15 Diperbarui: 3 Maret 2019   16:54 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri
Silakan mengkafirkan ummat agama lain didalam lingkup agama, bukan di ruang publik. Sama seperti rekomendasi NU diatas. Jangan lagi menyebut Prabowo adalah TURUNAN KAFIR, jangan penah lagi menyebut tetangga kita bersekolah di SEKOLAH KAFIR, karena ummat lainpun akan sama menyebut kita sebagai KAFIR karena tidak seagama dengan mereka. Terlebih jika menkafirkan atau memvonis munafik kelompok seagama sendiri.

Hal itulah yang menjadi pemicu perselisihan di Madinah yang dahulu damai, perselisihan, saling ejek dan hina antar agama, membuat Rasul akhirnya turun tangan, dengan mengaplikasikan Islam yang mampu menaungi semua, baik dalam kehidupan sosial kemasyarakatan maupun berpolitik. Piagam Madinahlah bentuk piagam pertama yang tertulis secara resmi dalam sejarah dunia. Piagam Madinah adalah undang-undang untuk mengatur sistem politik & sosial masyarakat pada waktu itu, Rasulullah yang memperkenalkan konsep itu.


Dan MUI (Majelis Ulama Indonesia) mengikuti petunjuk itu, dengan tidak pernah dan tidak sembarangan memberikan label KAFIR lewat ijtima' ulama komisis Fatwa di tahun 2015.

*** Eh, ada bocoran dikit nih....Akhir 2019 ini, seluruh label HALAL dan NON HALAL MUI akan diubah semuanya, akan ada logo baru yang nanti dipakai seluruh produk makanan, obat, dan penggunaanya di produk turunannya ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun