Kamu milleial? Suka main Skate atau BMX? Tau Kalijodo Skatepark kan? Pastinya dong.
Kawasan yang dulu merupakan kawasan kelam dengan akses terbuka dan kemudian dirubah Gubernur DKI saat itu menjadi kawasan olahraga ini, memiliki fasilitas skateboarding kelas internasional, ditambah lagi fasilitas track untuk BMX, futsal, pagelaran seni, area bermain anak, dan kuliner tentunya.
Ya betul, ada "Green Skatepark" di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), ada "Puink Skatepark" di kasawan Pademangan Ancol, ada "Twilo Skatepark" di kawasan Kemang Jakarta Selatan, ada "Pondok Pinang Skatepark" yang tempatnya agak terpencil, dan terakhir "Rimba Mad Ramps Skatepark" yang merupakan Skatepark Indoor pertama di kawasan Cawang (baca disini).
====
Perkembagan skateboarding di Indonesia sendiri sudah mulai sekitar tahun 1995-1996 ketika brand-brand seperti Quiksilver, Converse, Spyderbilt, dll mulai masuk ke Indonesia dengan membuka official outletnya di mal-mal seputaran ibu kota.Â
Brand tersebut menjual mulai dari baju, celana, sepatu, gear yang bisa dicustom untuk membuat sebuah papan seluncur, para skaters/skateboarders (sebutan untuk orang yang bermain skateboard) tumbuh dan terus berkembang.
Mereka awalnya bermain skateboard di sekolah-sekolah karena memiliki minimal lapangan basket yang bisa digunakan atau bermain di jalan-jalan kompleks perumahan yang biasanya rata dan lebar karena saat itu, untuk bermain di trotoar jalan sangat tidak memungkinkan karena minimnya ketersediaan trotoar.
Konstruksi-konstruksi besi dengan papan menjadi jalan keluar komunitas ini untuk membuat "rintangan-rintangan" menantang untuk ditaklukkan dimanapun lokasi yang menurut mereka cukup luas dan tidak mengganggu masyarakat disekitarnya.
Era "underground" tadi, akhirnya difasilitasi pemerintah DKI, dengan menggandeng pihak swasta melalui dana CSR dengan hadirnya Kalijodo Skatepark yang sangat besar dan luas, yang kemudian direncanakan juga dibangunnya arena skatepark baru bertaraf internasional di kawasan TB Simatupang (baca disini).
====
Kini, di era pemerintahan baru pimpinan Anies Baswedan ada sedikit perubahan. Era pembangunan taman-taman dengan berbagai fasilitas untuk warga DIHENTIKAN dengan alasan tidak tersedianya lagi lahan dan jumlahnya dirasa sudah ideal bahkan melebihi target.Â
Pada era Jokowi yang dilanjutkan Ahok dan Djarot, taman RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) dibangun mencapai 186 buah, dengan 123 menggunakan APBD dan 63 diantaranya merupakan CSR perusahaan yang beroperasi di Jakarta (baca disini).
Sebagai pengganti, Pemda DKI akan membangun banyak Taman Maju Bersama dan Taman pintar, walau masih belum jelas konsep kedepannya seperti apa, karena hanya dipaparkan bahwa taman-taman tadi memiliki nilai lebih dibanding RPTRA (baca disini).
Untuk membangun semua itu, Gubernur Anies Baswedan mencantumkan itu dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2022, dengan anggaran yang dimasukkan sepenuhnya kedalam APBD DKI Jakarta.
====
Namun, di era Gubernur Ahok seiring dengan pembenahan kawasan Jakarta, lokasi ini mulai dibersihkan dan dipagar agar tidak ada lagi penyalahgunaan ruang, begitupun banyak lokasi lain yang merupakan wilayah kolong flyover maupun lokasi milik pemda lainnya di seputaran DKI Jakarta.
Taman yang dilengkapi tantangan berupa bowl arena, half pipe rail arena, dan terbagi dengan beberapa tingkat kesulitan ini menelan biaya hingga 800 juta rupiah. Namun sayang, sejak belum diresmikan pun, arena skatepark ini sudah mulai rusak (baca disini)
Mereka mengaku sangat antusias dengan dibuatnya skatepark ini, sementara jika harus ke Kalijodo, atau lokasi lainnya yang memiliki skatepark untuk melatih kemampuan mereka, cukup jauh dan memakan waktu dan biaya tambahan lagi dibanding di kolong flyover yang dekat dengan wilayah tempat tinggal mereka.
====
Di sini, di FO Skatepark Slipi, tidak tersedia sama sekali lokasi parkir, padahal area kiri dan kanan skatepark ini masih sangat luas untuk kemduian dijadikan lokasi parkir kendaraan. Saat ini, bagi yang menggunakan kendaraan roda 4, parkir di gedung-gedung sekitarnya seperti Dipo Tower ataupun bengkel Mitshubishi.Â
Sedangkan kendaraan roda 2 parkir dicerukan jalan persis pintu masuk skatepark yang akibatnya jika lalu lintas padat akan semakin membuat kemacetan karena jalan bawah flyover ini sehari-hari memang cukup padat dilalui kendaraan.
Untuk kelengkapan lain seperti pencahayaan sore sudah baik, lampu menyala sekitar pukul 5 sore, sehingga pengunjung dan pengguna skatepark bisa terus menggunakan taman ini sampai jam habis yakni pukul 21.00 WIB setiap harinya.
So, buat warga Jakarta yang mau mencoba bermain, menyalurkan hobi ber-skateboarder, sepeda BMX, atau mencoba melihat-lihat perkembangan Jakarta saat ini dengan mencoba segala fasilitas didalamnya, pilihan ke FO Skatepark Slipi tidak ada salahnya.
Semoga kedepannya pihak terkait bisa lebih mengawasi lagi proses pembangunan taman-taman ini, memperhatikan mengenai fasilitas tambahan dan perawatan apa yang sudah dibuat untuk warganya, agar indahnya impian bisa sesuai dengan kenyataan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H