Giliran "membantai" paket Bakso Kiciknya yang sama-sama berendam di kuah harum yang berlimpah.
Seperti pada paket Bakso "Ndut, 3-4 sendok sambal terlebih dahulu saya campur ke mangkok. Lepas itu, bakso dengan bentuk "normal" ini saya potong. Lagi-lagi saat digigit, kenyalnya pas dan rasa daging sapinya sangat terasa. Perfekto.
Tidak ketinggalan, setiap gigitan bakso saya lanjut dengan seruputan-seruputan kuah yang akhirnya juga habis tandas dari mangkok bersamaan dengan 5 bakso Kicik tadi.
====
Agak sedikit "tidak rela" sebetulnya dengan HARGA yang ditawarkan karena TERLALU MURAH, padahal tidak ada diskon atau promo yang sedang dijalankan, kecuali memang program CASHBACK dari penyedia jasa Cashless yang terpampang lumayan besar di depan pintu masuk.
Namun menurut saya, ada juga sedikit PR yang harus dibenahi oleh kedai bakso yang baru hadir kurang dari 6 bulan ini (menurut pemiliknya yang kebetulan kemarin ada di lokasi ).
Juga Blek kaleng Kerupuk dekat Kasir agak sedikit menggangu nuansa interior kedai. Seandainya kerupuk tadi dipindah tempatkan ke Toples-toples besar Transapran, atau kaleng-kaleng krupuk model "chrome" sepertinya akan lebih menarik dan menjadi penopang desain ruang, selain fungsi sebagai tempat kerupuk tentunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H