Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Budaya dan Agama di Atas Sepiring Nasi Kebuli

10 Desember 2018   09:00 Diperbarui: 26 Desember 2018   17:30 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adalah para pemuka agama Islam dari Hadramaut, Yaman yang punya andil besar terhadap terciptanya nasi kebuli. Saat menyebarkan agama Islam di India, mereka coba menyambungkan cita rasa kedua negara dengan panganan nasi rempah yang gurih.

wikimedia.org
wikimedia.org
Sukses di India, para ulama langsung melebarkan sayap ke Asia Tenggara di mana Indonesia disinggahi pertama kali. Kebetulan, Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi tanah yang mereka tapak.

Sambil menyiarkan agama, mereka mengajak warga Betawi untuk berkumpul dan makan bersama. Ulama dan pemuka agama menyajikan menu nasi yang disebut khas timur tengah. Para ulama ini mencoba untuk menyamakan lidah dengan mencampur-adukkan rempah-rempah asal Timur Tengah, India dan Indonesia. Sehingga terciptalah makanan dengan aroma khas tersendiri. Tak sampai di situ, para ulama kemudian melakukan beberapa percobaan untuk menyempurnakan cita rasa nasi buatan mereka. Dengan melalui banyak eksperimen, ditambahlah bahan utama lainnya yaitu daging kambing.

Sehingga masyarakat Betawi atau Jakarta lah yang pertama kali mencoba citarasa racikan makanan hasil akulturasi ini.

Sejak itulah, nasi kebuli selalu menjadi hal utama kalau berbicara makanan khas untuk acara seperti Idul Fitri, Maulid Nabi hingga Isra Mira'j di komunitas Betawi.

===

Sukses di tanah Betawi, mereka mulai melebarkan penyebaran Islam ke arah barat pulau Jawa, yang saat itu mayoritas beragama Hindu, dan kelompok-kelompok India.

Kembali mencoba untuk "berbaur" dengan budaya yang ada, mereka mulai menyebarkan dengan membuat pagelaran wayang, dsb namun menyediakan nasi kebuli sebagai penganan santapan bagi para penonton disitu. Hal yang sangat bisa diterima oleh masyarakat setempat.

pagesss-5c11db1243322f69ab6d7f32.jpg
pagesss-5c11db1243322f69ab6d7f32.jpg
Akhirnya islam juga meluas di tanah jawa. Terbukti banyak sekali warung-warung nasi Kebuli yang tumbuh di wilayah, Semarang, Yogyakarta, dan wilayah lainnya yang menjadi makanan favorit warga sekitar apapun agama yang dianutnya hingga sekarang.

Pada tahun 1960-an, nasi kebuli tidak hanya disajikan di acara formal, namun juga mulai dijajakan di pasar-pasar dan masuk kedalam menu makanan yang disajikan di restoran-restoran bahkan hotel mewah seperti saat ini.

====

Bahkan, saat kunjungan Raja Arab Saudi,  Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Bogor untuk jamuan ramah tamah dengan Presiden RI Joko Widodo tahun 2017 lalu, Presiden Jokowi beserta pihak Istana tak main-main dalam memilih menu makanan yang akan disajikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun