Diawali dengan servis dari Candra Wijaya, ganda Korea berhasil mengembalikan dengan baik. Lantas terjadi saling jual beli serangan dengan pukulan-pukulan dropshot tajam.
Namun pada akhirnya, sebuah sergapan cepat dari Candra Wijaya gagal dikembalikan oleh lawan.
Berakhirlah gim ketiga atau gim penentuan. Maka serentak Candra dan Tony saling berpelukan bahagia.
Candra dan Tony lalu melakukan selebrasi dengan membawa bendera merah-putih mengelilingi lapangan. Emas untuk Indonesia!
Sejatinya Candra dan Tony merupakan pasangan gado-gado, tapi berkat polesan dari "Naga Api" maka mereka bisa padu menjadi pemain yang kompak, dan emas.
"Naga Api" adalah julukan bagi pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi.
Kini di Olimpiade Tokyo, Herry IP ditantang kembali untuk menunjukkan polesan ajaibnya kepada Kevin/Marcus, atau Hendra/Ahsan, dua wakil ganda putra Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.
Sebagai catatan, dari sejak berpartisipasi untuk pertama kalinya di Olimpiade Helsinki 1952, Indonesia sempat absen di Olimpiade Tokyo 1964.
Pada saat itu, kontingen Indonesia yang sudah tiba di Tokyo, ditolak kedatangannya. Hal tersebut dikarenakan Indonesia mendapatkan sanksi dari IOC terkait keikutsertaan Indonesia pada Ganefo (Games of the Emerging Forces) gagasan Soekarno.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H