Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tuak untuk Ritual dan Wujud Kegembiraan, Sejak Kapan Ada di Indonesia?

4 April 2021   10:05 Diperbarui: 4 April 2021   10:10 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minum tuak (beritabojonegoro.com)

Java Bier itu mengandung kadar alkohol sebesar 7,9 % dan dikonsumsi oleh orang-orang Belanda, para bangsawan pribumi, kalangan elit, pejabat militer, juga orang-orang Eropa.

Sri Sultan melihat para priyayi atau bangsawan Jawa itu mayoritas beragama Islam yang mengharamkan alkohol.

Atas Ilham dari sana, Sri Sultan ingin membuat bir yang menyehatkan serta menghangatkan badan. Maka lahirlah bir Jawa yang menyehatkan dan tanpa alkohol.

Pada awal-awalnya, bir Jawa tanpa alkohol itu dikonsumsi oleh kaum bangsawan, raja-raja Jawa, dan kaum priyayi. Namun seiring perjalanan waktu, bir Jawa yang menghangatkan badan itu mulai dikonsumsi semua kalangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun