Java Bier itu mengandung kadar alkohol sebesar 7,9 % dan dikonsumsi oleh orang-orang Belanda, para bangsawan pribumi, kalangan elit, pejabat militer, juga orang-orang Eropa.
Sri Sultan melihat para priyayi atau bangsawan Jawa itu mayoritas beragama Islam yang mengharamkan alkohol.
Atas Ilham dari sana, Sri Sultan ingin membuat bir yang menyehatkan serta menghangatkan badan. Maka lahirlah bir Jawa yang menyehatkan dan tanpa alkohol.
Pada awal-awalnya, bir Jawa tanpa alkohol itu dikonsumsi oleh kaum bangsawan, raja-raja Jawa, dan kaum priyayi. Namun seiring perjalanan waktu, bir Jawa yang menghangatkan badan itu mulai dikonsumsi semua kalangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!