Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Prasasti Ini Buktikan Kalau Larangan Poligami Sudah Ada di Era Majapahit

27 Maret 2021   11:06 Diperbarui: 27 Maret 2021   11:09 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari kata "pemuja Syiwa" jeias itu membuktikan jika prasasti dari Kerajaan Majapahit itu bernafaskan Hindu.

Syiwa adalah salah satu dari tiga dewa penting dalam agama Hindu yang disebut dengan Trimurti. Dewa Syiwa adalah dewa pelebur yang bertugas meleburkan segala sesuatu yang sudah usang atau sudah tidak berguna lagi berada di dunia dan harus dikembalikan ke asalnya.

Dua lainnya adalah dewa Wisnu dan dewa Brahma.

Seperti diketahui Majapahit adalah kerajaan yang terbesar yang pernah ada di Nusantara. Pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (raja ke 4) Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Raja yang bergelar Sri Rajasanagara itu bertahta pada kurun 1350-1389 Masehi.

Kekuasaannya mencakup seluruh wilayah yang disebut dengan Indonesia sekarang ini, ditambah dengan Asia Selatan, Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Timor, bahkan ke Madagaskar di Afrika Timur.

Sehingga Perdana Menteri nya, Gajah Mada menjadi salah satu tokoh paling legendaris dalam sejarah dunia.

Majapahit ini berkisar dari tahun 1293 sampai 1527 Masehi. Gajah Mada terkenal dengan Sumpah Palapa nya, dimana dia tidak akan bersenang-senang dulu makan buah Palapa sebelum seluruh wilayah Nusantara dipersatukan di tangannya.

Lia menjelaskan prasasti Candi Angin itu ditemukan pada tahun 2016 lalu oleh Balai Arkeologi Yogyakarta. Sebelum diserahkan dan disimpan di Museum Kartini, sebelumnya prasasti itu diteliti terlebih dahulu.

Tentunya penemuan itu sangat berharga dari sisi historis yang sangat langka sebagai saksi sejarah kejayaan masa lampau.

Lia menambahkan di desa Tempur ini sangat potensial ditemukan benda-benda sejarah lainnya. Namun butuh waktu dan kesabaran untuk itu.

Hal tersebut terbukti sebelumnya sudah banyak ditemukan benda-benda kuno sangat berharga itu baik oleh masyarakat maupun oleh peneliti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun