Sebagai salah satu kiblat sepakbola dunia, gagalnya Belanda masuk putaran final Piala Dunia 3 tahun yang lalu cukup menggerahkan negeri kincir angin tersebut.
Oleh karenanya dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 Tim oranye membawa misi wajib lolos ke Qatar.
Kualifikasi sudah dimulai, di Grup G zona Eropa yang digelar Kamis (25/3/2021) tim asuhan Frank de Boer dibikin babak belur oleh Turki dengan skor 2-4. Kalah, Belanda cuma melesakkan dua gol lewat Luuk de Jong dan Davy Klaasen. Sedangkan Turki lewat hattrick Burak Yilmaz dan Hakan Calhanoglu.
Frank de Boer mendapatkan cemoohan. Pelatih yang menggantikan posisi Ronald Koeman sejak 23 September 2020 itu bahkan diejek oleh netizen Indonesia dengan sebutan de Boer main tarkam.
Bahkan ada juga yang mengatakan, ketika melatih di Palace dan Inter cuma sebentar , malah kok dipilih jadi pelatih Timnas Belanda?
Frank de Boer sebelumnya memang sempat melatih Crystal Palace dan Inter Milan.
Jelas kekalahan dari Turki itu semakin menambah catatan buruk de Boer. Alih-alih melawat ke Attaturk Olympic Stadium dengan harapan merogoh tiga poin, namun hanya mimpi buruk yang terjadi.
Tim oranye tidak mampu lepas dari tekanan Turki yang tampil agresif sejak menit-menit awal.
Bahkan de Boer menjadi pelatih pertama yang gagal menang dalam empat laga pertamanya. Dari tujuh laga awalnya Oranye cuma mencatat statistik 2 kali menang, 3 kali imbang, dan 2 kali kalah.
Ditambah lagi, 2 kemenangan tersebut hanya dikantongi dari tim-tim seperti Bosnia-Herzegovina dan Polandia.
Seusai laga de Boer mengatakan kekalahan itu disebabkan karena kelalaian yang dibuat pemainnya sendiri. Kendati mendapatkan hasil buruk, akan tetapi de Boer menyebutkan anak asuhnya tidak akan terus larut dalam kesedihan.
Pelatih berusia 50 tahun itu mengatakan timnya akan segera bangkit di laga-laga selanjutnya.
"Ini hasil pertama dari 10 pertandingan. Kami tidak akan menyia-nyiakan poin lagi. Kami berjanji bakal merubah keadaan, terutama pada dua pertandingan ke depannya, yaitu berhadapan dengan Latvia dan Gibraltar," ujar sang pelatih.
Belanda sebenarnya unggul dalam banyak hal. Tetapi mengapa harus kalah dari Turki?
Statistik penguasaan bola Belanda berada pada 66 persen ketimbang Turki yang 34 persen. Oranye melepaskan tembakan 22 kali dengan 9 on target. Sedangkan Turki 8 tembakan.
Belanda juga hampir dua kali lipat melakukan umpan. Oranye melepaskan umpan sebanyak 633 kali ketimbang Turki yang 334 kali. Tapi Oranye malah keok.
Pertemuan terakhir antara Belanda dan Turki sebelum Kamis (25/3/2021) dinihari WIB itu adalah pada 6 September 2015, dimana pada saat itu Belanda juga kalah dari Turki dengan skor 0-3 di kualifikasi Piala Eropa 2016. Sayang, mimpi buruk itu terulang lagi kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H