Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mimpi Buruk Hadapi Turki, de Boer Berjanji Mengubah Keadaan

26 Maret 2021   09:04 Diperbarui: 26 Maret 2021   09:25 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanda vs Turki (bola.net)


Sebagai salah satu kiblat sepakbola dunia, gagalnya Belanda masuk putaran final Piala Dunia 3 tahun yang lalu cukup menggerahkan negeri kincir angin tersebut.

Oleh karenanya dalam kualifikasi Piala Dunia 2022 Tim oranye membawa misi wajib lolos ke Qatar.

Kualifikasi sudah dimulai, di Grup G zona Eropa yang digelar Kamis (25/3/2021) tim asuhan Frank de Boer dibikin babak belur oleh Turki dengan skor 2-4. Kalah, Belanda cuma melesakkan dua gol lewat Luuk de Jong dan Davy Klaasen. Sedangkan Turki lewat hattrick Burak Yilmaz dan Hakan Calhanoglu.

Frank de Boer mendapatkan cemoohan. Pelatih yang menggantikan posisi Ronald Koeman sejak 23 September 2020 itu bahkan diejek oleh netizen Indonesia dengan sebutan de Boer main tarkam.

Bahkan ada juga yang mengatakan, ketika melatih di Palace dan Inter cuma sebentar , malah kok dipilih jadi pelatih Timnas Belanda?

Frank de Boer sebelumnya memang sempat melatih Crystal Palace dan Inter Milan.

Jelas kekalahan dari Turki itu semakin menambah catatan buruk de Boer. Alih-alih melawat ke Attaturk Olympic Stadium dengan harapan merogoh tiga poin, namun hanya mimpi buruk yang terjadi.

Tim oranye tidak mampu lepas dari tekanan Turki yang tampil agresif sejak menit-menit awal.

Bahkan de Boer menjadi pelatih pertama yang gagal menang dalam empat laga pertamanya. Dari tujuh laga awalnya Oranye cuma mencatat statistik 2 kali menang, 3 kali imbang, dan 2 kali kalah.

Ditambah lagi, 2 kemenangan tersebut hanya dikantongi dari tim-tim seperti Bosnia-Herzegovina dan Polandia.

Seusai laga de Boer mengatakan kekalahan itu disebabkan karena kelalaian yang dibuat pemainnya sendiri. Kendati mendapatkan hasil buruk, akan tetapi de Boer menyebutkan anak asuhnya tidak akan terus larut dalam kesedihan.

Pelatih berusia 50 tahun itu mengatakan timnya akan segera bangkit di laga-laga selanjutnya.

"Ini hasil pertama dari 10 pertandingan. Kami tidak akan menyia-nyiakan poin lagi. Kami berjanji bakal merubah keadaan, terutama pada dua pertandingan ke depannya, yaitu berhadapan dengan Latvia dan Gibraltar," ujar sang pelatih.

Belanda sebenarnya unggul dalam banyak hal. Tetapi mengapa harus kalah dari Turki?

Statistik penguasaan bola Belanda berada pada 66 persen ketimbang Turki yang 34 persen. Oranye melepaskan tembakan 22 kali dengan 9 on target. Sedangkan Turki 8 tembakan.

Belanda juga hampir dua kali lipat melakukan umpan. Oranye melepaskan umpan sebanyak 633 kali ketimbang Turki yang 334 kali. Tapi Oranye malah keok.

Pertemuan terakhir antara Belanda dan Turki sebelum Kamis (25/3/2021) dinihari WIB itu adalah pada 6 September 2015, dimana pada saat itu Belanda juga kalah dari Turki dengan skor 0-3 di kualifikasi Piala Eropa 2016. Sayang, mimpi buruk itu terulang lagi kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun