Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Majapahit, Faktor-faktor Apa yang Menyebabkan Keruntuhan Kerajaan Legendaris Itu?

7 Januari 2021   10:05 Diperbarui: 7 Januari 2021   10:29 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerajaan Majapahit (eventkampus com)


Sangat menarik membaca kisah nyata sejarah Kerajaan Majapahit yang pernah ada di Nusantara selama kurun waktu 1293-1527 Masehi.

Majapahit digadang-gadang sebagai kerajaan yang terbesar yang pernah ada di Nusantara sepanjang sejarah. Kerajaan Hindu-Buddha yang berpusat di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur itu menguasai hampir seluruh wilayah yang disebut dengan Indonesia sekarang ini, ditambah dengan Asia Selatan, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand. Bahkan sampai ke Madagaskar di Afrika Timur.

Dari 11 Raja yang pernah menjadi nomor satu di singgasana, Majapahit mencapai puncak keemasannya pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1350-1389) dengan Perdana Menteri nya yang legendaris Gajah Mada.

Gajah Mada menjadi sosok yang paling berperan Majapahit berada di puncak. Gajah Mada bersumpah tidak akan makan buah palapa sebelum seluruh wilayah Nusantara dipersatukan di bawah kekuasaannya.

Selain mencapai puncaknya, sepeninggal Hayam Wuruk Majapahit pun mulai pudar terus sampai pada akhirnya musnah sama sekali.

Tadi disebutkan hampir seluruh Indonesia sudah ditaklukkan Gajah Mada, tentu ada yang belum. Mana wilayah Nusantara ini yang dimaksud?

Orang-orang dari tanah Pasundan boleh bermegah diri. Dari berbagai sumber, ternyata wilayah Sunda (Jawa Barat) lah sisanya yang belum ditaklukkan Gajah Mada.

Hal tersebut menunjukkan jika Kerajaan Sunda bukanlah kerajaan yang lemah. Terbukti, walaupun Majapahit kekuasaannya luar biasa, akan tetapi kerajaan Sunda yang kekuasaannya sebatas Jawa Barat tidak dapat ditaklukkan.

Sejalan dengan wilayah kekuasaannya yang luar biasa, Majapahit juga digadang-gadang mempunyai kekayaan yang luar biasa juga. Sangatlah wajar tentunya. Selain kaya raya, peradaban Majapahit juga sudah sangat maju kala itu.

Hal tersebut dapat dilihat dari catatan yang ditulis oleh seorang Pastor Katolik bernama Odorico da Pordenone. Pordenone atau disebut juga Pastor Odorico Mattiuzzi adalah seorang penjelajah yang mengunjungi Majapahit pada tahun 1322.

Pordenone mencatat segala sesuatu nya tentang Majapahit dan dibukukan dengan judul "Perjalanan Pastor Odorico". Pordenone menyebutkan Majapahit sangat kaya. Bangunan-bangunan nya sangat mewah. Armada lautnya sampai ke luar negeri.

Pordenone mendapatkan ijin untuk tidak tinggal di Wilwatikta, ibukota Majapahit. Pada saat itu raja yang berkuasa adalah Jayanegara.

Pastor dari Italia itu menyebutkan bangunan kerajaan Majapahit berlapis emas dari mulai dindingnya, ukiran-ukiran, sampai kepada patung-patung ksatria.

Selain melakukan perjalanan ke Majapahit, pastor yang berasal dari Ordo Fransiskan itu juga mengunjungi wilayah-wilayah lainnya . Dari India, Malabar, Srilangka, Cina, Kalimantan, Sumatera, dan Jawa.

Terkait dengan tugas-tugas misionarisnya, Pordenone dijuluki "Rasul Bangsa Cina". Pordenone tinggal di Cina pada 1324-1327 di masa pemerintahan Dinasti Yuan.

Pordenone lantas jatuh sakit ketika dalam perjalanan hendak melapor ke Paus di Avignon. Pordenone meninggal dunia pada tahun 1331.

Sebelum hancur sama sekali pada 1478 Masehi, Majapahit mengalami kemunduran setelah Hayam Wuruk meninggal dunia.

Hancurnya kerajaan Hindu-Buddha terakhir di Nusantara itu ada disebut-sebut dalam Serat Kanda.

Beberapa ahli sejarah membagi dua faktor penyebab runtuhnya Majapahit itu. Yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor eksternal terdiri dari munculnya Pusat Perdagangan di Semenanjung Malaka. Dengan demikian, maka ruang gerak perniagaan laut Majapahit semakin terdesak. Maka dengan demikian, pundi-pundi kas Majapahit yang berasal dari perniagaan menjadi tergerus.

Faktor kedua adalah mulai menguatnya pengaruh Islam di Jawa pada abad ke 15. Pada tahun 1475 Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak di Jawa Tengah. Raden Patah mendapatkan dukungan dari para ulama di Jawa, syiar Islam ternyata mengubah pandangan masyarakat Jawa ke arah yang lebih modern 

Raden Patah kemudian juga menyerang sisa-sisa Majapahit di Jawa Timur.

Sedangkan secara internal, terjadi perebutan tahta di Majapahit sepeninggal Hayam Wuruk Wuruk pada tahun 1389. Perebutan tahta antara Bhre Wirabhumi (anak dari selir Hayam Wuruk) dan Wikrama Wardhana (menantu Hayam Wuruk) menyebabkan pecahnya persatuan dan kesatuan keluarga bangsawan Majapahit.

Jika Anda pernah mendengar Perang Paregreg yang pecah pada 1404-1406, itu adalah kelanjutan dari adanya perebutan tahta tadi. Perang Paregreg adalah perang besar yang berakibat sangat merugikan Majapahit dari segi ekonomi, sosial dan politik.

Internal kedua adalah tidak adanya penerus Hayam Wuruk yang handal. Tidak adanya payung hukum yang memberikan perlindungan, menyebabkan negara-negara vasal (negara bawahan) Majapahit memerdekakan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun