Namun demikian, Wakil Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), Maulana Yusran, malah menyayangkan adanya pengurangan long weekend akhir tahun tersebut.
Alasan Yusran itu karena tentu masyarakat kecewa setelah sebelumnya ada harapan libur panjang pindah ke akhir tahun setelah sembilan bulan terpenjara oleh pandemi.
Menurut Yusran, sebaiknya pemerintah memperketat fungsi pengawasan dan menegakkan sanksi kepada masyarakat saat bertamasya.
Pada 9-16 Nopember 2020 Situs PegiPegi mengadakan survei kepada 1490 responden.
Survei itu menjaring pendapat responden, antara lain dengan pertanyaan apakah mereka sudah memiliki rencana untuk bepergian di akhir tahun. Kendaraan apa yang akan digunakan (kendaraan pribadi/pesawat).
Berkaitan dengan protokol kesehatan dalam mengeksekusi liburan itu mereka dipertanyakan apakah mereka merasa mampu dapat mematuhi aturan prokes. Percaya lokasi yang dikunjungi sudah menerapkan prokes?
Ataukah mereka merasa sehat untuk mengeksekusi liburan langka ini?
Disebut langka, karena inilah kesempatan untuk "membalas dendam" setelah liburan panjang Lebaran 1 Syawal 1441 Hijriyah yang lalu ditiadakan. Dan inilah momen langka karena secara bareng-bareng umat Kristiani yang merayakan Natal pada 25 Desember, juga long weekend. Ada Tahun Baru juga, 1 Januari 2021.
Sangat menarik survei yang dihelat oleh PegiPegi tadi. Anda sendiri bagaimana, sudah ada rencana apa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H