Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Politik

Xanana Gusmao: Tanpa BJ Habibie Saya Hanya Akan Jadi Penjual Es di Tebet

2 November 2020   10:02 Diperbarui: 2 November 2020   10:18 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momen mengharukan pertemuan Xanana Gusmao dan BJ Habibie (merdeka.com)

Xanana Gusmao, apakah milenial mengenal nama ini?

Bagi Anda yang melewati masa-masa empat dekade lalu atau pun milenial yang mengenalnya lewat sejarah, Xanana Gusmao dikenal sebagai pejuang yang kemudian menjabat Perdana Menteri Timor Leste dua periode, yakni periode 2007-2012 dan 2012-2015.

Xanana Gusmao, pria kelahiran Manatuto, Timor Timur, 20 Juni 1946 (70) terukir namanya menjadi cerita bak tokoh-tokoh dalam sebuah buku atau film.

Kisahnya yang dramatis berawal dari sosoknya sebagai pemimpin GPK (Gerakan Pengacau Keamanan) Fretilin. Seperti diketahui, "provinsi" yang bertetangga dengan NTT dulunya disebut Timor Portugis, karena sejak abad ke 16 mereka dijajah oleh bangsa dari Eropa tersebut.

Sampai pada akhirnya, 28 Nopember 1975, Fretilin (Front Revolusi Kemerdekaan Timor Timor Timur) mengumumkan kemerdekaan mereka. 9 hari berselang, militer Indonesia merebut wilayah dan menjadikan Timor Timur sebagai bagian dari Indonesia, yaitu provinsi ke 27.

Di sinilah nama Xanana Gusmao mulai berperan. Terjadi bentrokan panjang antara Fretilin dengan militer Indonesia. Sebagai pimpinan GPK Fretilin, Xanana Gusmao dicap telah melakukan tindak subversif.

Akan tetapi apakah seimbang hukuman yang nantinya diterima Xanana Gusmao karena melakukan makar?

Xanana Gusmao yang jelas secara terang-terangan melakukan tindakan subversif, membawa senjata api dan berlangsung selama belasan tahun, diancam dengan hukuman maksimal seumur hidup atau penjara sementara selama 20 tahun.

Seorang Jaksa Agung bernama Singgih ketika itu mengatakan apa yang dilakukan oleh Xanana Gusmao itu sama halnya dengan apa yang dilakukan oleh Soumokil, pimpinan Republik Maluku Selatan (RMS) atau pun Kahar Muzakkar, melakukan pemberontakan secara terang-terangan dan belasan tahun.

Akan tetapi justru kepada mereka yang melakukan gerakan bawah tanah mendapatkan hukuman maksimal berupa hukuman mati.

Yang dimaksud gerakan bawah tanah ini adalah merajuk kepada para demonstran yang melakukan unjuk rasa di Dili pada tahun 1991. Sejumlah demonstran bahkan diadili dan dikenakan tuduhan makar.

Apakah hanya unjuk rasa saja dituduh subversi? Silakan bandingkan dengan Xanana Gusmao yang secara jelas subversif.

Namun pahlawan Bumi Lorosae itu pun akhirnya harus dibui dan mendekam di penjara Cipinang selama 20 tahun karena tertangkap.

Pada 30 Agustus 1999, dalam sebuah jajak pendapat yang disponsori PBB, 78,5% dari 446.954 rakyat Timor Timur yang ikut referendum memilih untuk lepas dari Indonesia, mereka tidak mau menjadi bagian dari Indonesia.

Sebelumnya, pada tanggal 27 Januari 1999, Presiden ke 3 RI waktu itu, BJ Habibie, menawarkan Timor Timur menjadi wilayah otonomi khusus. Akan tetapi, jika enggan, maka Presiden akan mempertimbangkan Bumi Lorosae untuk merdeka.

Hasil referendum itu juga yang membawa berkah bagi Xanana Gusmao. Setelah mendekam enam tahun di penjara, Presiden BJ Habibie mengubah status Xanana Gusmao menjadi tahanan rumah.

Dalam kata perpisahannya, BJ Habibie mengatakan setelah sekian lama kebersamaan dengan rakyat Timor Timur akan tetapi hal itu bukan hasrat rakyat Bumi Lorosae untuk bersatu dengan kita.

"Tanpa adanya BJ Habibie saya hanya akan menjadi penjual es di Tebet," kata Xanana Gusmao mengenang jasa-jasa Presiden RI ke 3 yang dianggap telah membebaskan dirinya dan kemerdekaan rakyat Timor Leste.

Sebuah video yang berisi momen haru sempat menarik perhatian masyarakat. Seperti diketahui sebelum BJ Habibie meninggal dunia pada September 2019 lalu, beliau mendapatkan perawatan dan terbaring lemah di Rumah Sakit Gatot Subroto Jakarta.

Saat-saat terbaring lemah itu BJ Habibie masih menyadari bahwa yang berdiri di samping ranjangnya adalah Xanana Gusmao yang menengoknya. BJ Habibie berupaya untuk menggenggam tangan Xanana. Xanana lantas mencium kening Habibie. Habibie pun merangkul kepala Xanana.

Sebenarnya Xanana Gusmao ingin meminta kesediaan BJ Habibie untuk meresmikan sebuah jembatan dan taman di Dili yang dinamai Jembatan Habibie/Taman Habibie.

Akan tetapi apa mau dikata, Pak Habibie sedang sakit.

Sebelumnya, Habibie juga pernah diabadikan sebagai sebuah nama jalan di Dili, ibukota Timor Leste. Barangkali ini sebagai suatu bentuk kehormatan serta rasa terimakasih karena Habibie dianggap berjasa untuk Bumi Lorosae merdeka.

Hubungan "historis" lainnya juga diwujudkan Xanana ketika dia menjenguk ibu Ani Yudhoyono yang sedang dirawat di Rumah Sakit di Singapura.

Presiden ke RI BJ Habibie telah tiada, pada peringatan dua dekade referendum, 30 Agustus 2019, mantan Presiden Timor Leste, Ramos Horta, meresmikan nama Habibie sebagai nama jembatan dan taman di Dili.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun