Anti korupsi?
Bagaimana pun setidaknya, ada juga kritik yang menyebutkan kampanye itu adalah sebagai upaya mengamankan tahta kerajaan.
Sebagian besar warga Arab Saudi mengecam upaya penangkapan-penangkapan tersebut. Dalam unggahan Twitternya, mereka menulis bahwa ulama mereka ditahan dengan sewenang-wenang, elit yang kita butuhkan dibui. Sedangkan orang-orang yang biasa saja malah menikmati kebebasan.
"Ini adalah upaya untuk mendepak Islam dan menebarkan kejahatan di sini," di Twitter.
Tidak semua marah, beberapa orang bahkan memuji apa yang dilakukan sang putra mahkota Mohammed bin Salman. Tindakan keras itu adalah untuk mengusir ekstremisme di kerajaan serta rencana sang putra mahkota untuk menghapus identitas agama di tanah Haramin.
Informasi kerajaan memecat ribuan imam mesjid itu juga diiyakan oleh Adel Al-Jubeir, Menteri Luar Negeri Arab Saudi.
Al-Jubeir menuduh Qatar telah mendanai sejumlah aksi terorisme dan melakukan campur tangan kepada negara lain. Jubeir mengatakan upaya Arab Saudi itu untuk menerangi terorisme.
"Mereka ancaman bagi kita dan negara-negara lainnya," kata Jubeir di Moskwa, Rusia.
Jubeir juga mengatakan, Arab Saudi akan bekerjasama dengan Rusia memerangi terorisme, banyak militan dari Arab Saudi dan Rusia yang kini ikut berperang melawan ISIS.
Kepada Arab News, Jubeir mengatakan Arab Saudi tidak akan membiarkan siapa pun yang menyebarkan kebencian atau ideologi terorisme dan semacamnya.Â
Apa yang terjadi jika tindakan seperti yang dilakukan Arab Saudi tersebut dilakukan di Indonesia, yaitu memecat ulama yang menyebarkan kebencian?