Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tulisan Tidak Dibaca Siapa pun, Benarkah Tulisan Itu Tidak Berguna?

27 Juni 2020   10:15 Diperbarui: 27 Juni 2020   10:25 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis (idntimes.id)


Klub sepakbola Inggris sudah juara. Kepastian itu diperoleh usai Manchester City dikalahkan Chelsea 1-2.

Liverpool berpesta lagi usai terakhir mereka juara tiga puluh tahun yang lalu.

Apa hobi Anda?

Nonton bola? Jalan-jalan, mendengarkan musik, memancing, atau menulis?

Hobi saya adalah jalan-jalan.

Sebelum dikeluarkannya himbauan untuk di rumah aja, nyaris hampir setiap hari Minggu atau hari libur lainnya, saya habiskan dengan jalan-jalan, terutama jalan-jalan ke Mall.

Dua tahun lalu, ketika mengunjungi Mall Taman Anggrek Jakarta, saya berkesempatan membeli sebuah T-shirt Liverpool yang bertuliskan "Be The Reds!" Harganya Rp 95.000,-.

Kaitannya, karena saya hobi nonton bola. Namun sayang, sempitnya waktu, banyak siaran langsung sepakbola yang terlewatkan.

Pada tahun 2019, Liverpool menjadi runner-up Liga Inggris. Tapi tahun ini mereka juara.

Tidak sia-sia saya beli T-shirt Liverpool "Be The Reds!". 

Hobi jalan-jalan, nonton bola, dan menulis sepakbola. Jika Anda hobi bola, mengapa tidak tuangkan saja dalam artikel sepakbola atau Liverpool? Jadikan itu sebagai ide untuk menulis olahraga di rubrik Bola.

Atau kompasioner punya masalah pribadi lain yang sedang dihadapi, ceritakan/tuangkan dalam bentuk tulisan di ruang rubrik yang sesuai.

Menyalurkan hobi memang sangat baik untuk menghilangkan stres dari kerutinan sehari-hari.

Anda hobi menulis?

Sejumlah studi mendukung menulis memberikan manfaat besar bagi kita. 

Di antaranya menulis dapat meningkatkan memori, dan memperbaiki gangguan mood.

Profesor James Pennebaker, seorang psikolog dari University of Texas di Austin, Amerika Serikat, memimpin studi penelitian. Sejumlah mahasiswa ditugaskan untuk menulis selama 16 menit setiap hari.

Mereka dibagi ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama ditugaskan untuk menulis tentang masalah pribadi sedangkan kelompok kedua ditugaskan untuk menulis tentang masalah yang tidak ada hubungannya dengan masalah pribadi.

Apa hasilnya?

Ternyata kelompok yang ditugaskan menulis masalah pribadi ditemukan lebih jarang sakit daripada kelompok yang tidak menulis masalah pribadi.

James W Pennebaker adalah seorang psikolog kelahiran Midland, Texas, AS, 2 Maret 1950. Selain dikenal sebagai seorang writing therapy (terapi menulis), dia juga seorang sosiolinguistik, psikolinguistik, dan anthropological linguistics.

Kompasioner, selama ini Anda pernah atau sering menulis masalah pribadi?

Menulis di Kompasiana menyenangkan, apalagi jika diberikan label pilihan atau banyak pembacanya. Apalagi dilabeli Artikel Utama.

Tetapi jika tulisan kita tidak diberi label, apalagi yang membaca sedikit, kita terkadang murung. Maju terus.

Artikel ini saya tulis berdasarkan ide artikel kompasioner Lusy Mariana Pasaribu yang berjudul "Menghapus Artikel karena Tidak Laku, Apakah Tepat?"

Sampai saat ini artikel itu sudah mendapatkan 81 rate dan 48 komentar, termasuk dari saya.

Kompasioner Lusy menceritakan dia terpaksa menghapus sejumlah artikel karena menurutnya banyak kata-kata yang asal tulis.

Salah satu maksud artikel yang tidak laku menurut Lusy adalah yang membaca kurang dari 100 orang, dan sebagainya.

Apakah Anda sependapat dengan Lusy bahwa artikel yang tidak laku itu adalah yang baca kurang dari 100, atau kompasioner punya kategori lain?

Menurut Lusy, menghapus artikel yang tidak laku bukanlah tindakan yang tepat. Jika kompasioner ingin menghapus, sah-sah saja.

Menurut kompasioner Putri Dewi, menulis adalah jiwa yang berkembang, kalimat dalam tulisan itu adalah cerminan dari jiwa kita.

Saya sendiri pernah menghapus artikel karena karena tidak mendapatkan label, dan itu menandakan kalau tulisan itu jelek dan acak. Disebabkan karena terburu-buru atau tidak konsentrasi.

Namun, berpikir dua kali diperlukan untuk membuang tulisan itu, karena sayang juga.

Sebelum ditayangkan, ada baiknya tulisan di save dulu. Kemudian draft juga sebaiknya diedit dulu. Jangan sampai nanti menyesal.

Lusy juga menulis "Tulisan Tak Terbaca oleh Siapa pun, Benarkah Tulisan Itu Tak Berguna?"

Mungkin maksudnya artikel yang kita buat hanya kita sendiri yang membaca, atau sedikit orang saja.

Menurut Lusy setiap tulisan pastilah berguna, Jika tidak ada yang baca, si penulis dapat membacanya dan akan berguna bagi si penulis itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun