Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pramono Edhie Wibowo Pernah Donor Sumsum Tulang untuk Ani Yudhoyono, Mengapa?

15 Juni 2020   09:03 Diperbarui: 15 Juni 2020   10:02 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Setahum setelah berpulangnya ibu Ani Yudhoyono, kabar duka kembali memendung.

Adik ibu Ani Yudhoyono, Pramono Edhie Wibowo dikabarkan menghembuskan nafas terakhirnya pada Sabtu (13/6/2020) malam WIB setelah sempat dirawat selama tiga jam di RSUD Cimacan, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

"Serangan jantung, sempat masuk IGD, jenazah beliau sudah langsung dibawa keluarga beberapa saat setelah dinyatakan meninggal,"tutur Herman Suherman, plt Bupati Cianjur, Sabtu (13/6/2020) malam.

Dengan diantar beberapa temannya, Pramono dibawa ke RS karena mengeluh sakit di dadanya.

Karena berasal dari Jakarta, Pramono juga diperiksa Rapid Test.

Pramono berada di kota tauco itu karena sedang berlibur di kediamannya di Desa Ciwalen, Kecamatan Sukaresmi.

Sebagai ungkapan rasa duka yang mendalam atas wafatnya mantan KSAD itu, seluruh jajaran TNI Angkatan Darat mengibarkan bendera setengah tiang selama sepekan dimulai pada Minggu (14/6/2020).

"7 hari bendera setengah tiang," ucap Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Nefra Firdaus.

Pada bulan Pebruari tahun lalu, para dokter mengatakan ibu Ani Yudhoyono harus transplantasi sumsum tulang belakang untuk kesembuhannya. Sebelumnya isteri dari mantan Presiden ke 6 RI itu mengidap kanker darah. Beliau pun mendapat perawatan di Singapura.

Alodokter mengatakan rusaknya sumsum tulang belakang disebabkan karena suatu penyakit, seperti kanker atau infeksi.

Darimana atau siapa yang akan memberikan sumsum tulang belakang sebagai donor?

Setelah dicari dan dicek, ternyata tulang belakang yang paling cocok adalah Pramono Edhie Wibowo.

Mengapa?

Karena, berhasil atau tidaknya transplantasi sumsum tulang itu tergantung dari adanya persamaan genetik antara pendonor dan pasien. Yang paling cocok biasanya saudara kandung.

Setahun berlalu, kini sang adik menyusul kakaknya. Kisah kakak beradik yang sungguh mengharukan.

Dalam kariernya, Pramono Edhie Wibowo (lahir di Magelang, 5 Mei 1955), pernah menjabat Pangdam III Siliwangi.

Ayah Pramono dan ibu Ani tidak lain dan tidak bukan adalah Sarwo Edhie Wibowo, legenda RPKAD (kini Kopassus) 1965-1967.

Sarwo Edhie dikenal perannya sebagai tokoh yang memberangus pemberontakan PKI dan salah seorang pengantar beralihnya orde lama ke orde baru.

Lulus Akademi Militer tahun 1980, karier Pramono melesat sesudah dia di Seskoad tahun 1995.

Pada tahun 1998 Pramono menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Kariernya semakin mantap, pada 2005 dia menjadi Wakil Danjen Kopassus. Sampai jabatan tinggi terakhirnya sebelum meninggal adalah Kepala Staf Angkatan Darat sejak 2011.

Setelah memasuki masa pensiun, pada tahun 2013 jabatannya digantikan oleh Letjen Moeldoko.

Letjen TNI Moeldoko yang kini menjabat Kepala Staf Kepresidenan mengaku sangat kehilangan sosok yang menurutnya Pramono Edhie sebagai luar biasa, sederhana dan dikenal berintegritas.

Atas nama pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, Presiden Joko Widodo pada Minggu (14/6/2020) mengucapkan turut berdukacita sedalam-dalamnya atas kepergian Bapak Pramono dalam usianya yang ke 65.

Kritikan sempat muncul ketika Pramono diangkat menjadi KSAD, karena Pramono adalah adik ipar Presiden SBY.

Hal tersebut dianggap sebagai nepotisme.

Pada saat itu sebenarnya ada calon lain untuk KSAD, yaitu Wakil KSAD Letjen Budiman. Letjen Budiman lebih senior dari Pramono. Budiman adalah lulusan terbaik Akademi Militer 1978. Dalam hal usia, Budiman lebih muda ketimbang Pramono.

Budiman lahir 25 September 1956, sedangkan Pramono 5 Mei 1955.

Tetapi karena Pramono adik ipar dari SBY, maka Pramono yang diangkat menjadi KSAD, sedangkan Budiman mau tak mau harus mengalah.

Naik pangkatnya Pramono menjadi KSAD otomatis pangkat kemiliteran yang sebelumnya Pangkostrad itu juga naik menjadi jenderal bintang empat.

Dalam politik, Pramono menjadi salah satu anggota Dewan Pembina Partai Demokrat sejak 2013.

Masih segar dalam ingatan, beberapa waktu yang lalu, tepatnya 10 Mei 2020, Indonesia juga kehilangan salah satu putra terbaiknya. Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (2005-2007) Jenderal Djoko Santoso meninggal dalam usia 67 tahun.

Satu tahun yang lalu, tepatnya 12 Juli 2019, Kepala Staf AD Jenderal George Toisutta juga menghadap Illahi dalam usianya yang ke 66.

Ayah Pramono, Sarwo Edhie Wibowo, meninggal pada usia 64 tahun, pada 9 Nopember 1989.

Usia seseorang memang hanya Tuhan yang tahu. Keempatnya (Sarwo, Pramono, George, dan Djoko) meninggal dalam usia yang hampir bersamaan. 64, 65, 66, dan 67 tahun.

Ibu Ani Yudhoyono juga wafat dalam usianya yang ke 66 tahun di Singapura, tepatnya pada 1 Juni 2019. Tepat pada Hari Kesaktian Pancasila.

Selamat jalan Bapak Jenderal Pramono Edhie Wibowo, putra terbaik bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun