Sedangkan Daniel Dhakidae, sahabat Arief lainnya, mengatakan dia mengetahui kabar duka dari sosial jaringan pertemanan.
Dari Rumah Sakit jenazah Arief langsung dibawa ke pemakaman Bancaan, Salatiga untuk disemayamkan. Tidak dibawa ke Rumah Duka dulu.
Arief Budiman meninggalkan isteri, dua orang anak (Adrian dan Santi) dan empat orang cucu.
Soe Hok Gie
Adik Arief Budiman, Soe Hok Gie, terkenal dalam sejarah Indonesia sebagai seorang aktivis keturunan Tionghoa yang menentang dua rezim beruntun, yaitu Soekarno dan Soeharto.
Soe Hok Gie dilahirkan di Jakarta, pada 17 Desember 1942.
Selama Hok Gie menjadi mahasiswa, dia menjadi pembangkang aktif yang menentang Soekarno dan PKI nya. Semasa hidupnya yang singkat, Hok Gie sering menulis banyak artikel dan dipublikasikan di koran-koran seperti Indonesia Raya, Mahasiswa Indonesia, Sinar Harapan, Kompas, dan Harian Kami.
Setelah menyelesaikan studinya di Fakultas Satra Universitas Indonesia, Hok Gie menjadi dosen di almamaternya sampai dia meninggal.
Pada tahun 1969, pada saat hiking di Gunung Semeru, Hok Gie menghisap uap beracun dan meninggal dunia, tepat hanya sehari sebelum usianya ke 27 tahun. Dia meninggal bersama temannya, Idhan Dhanvantari Lubis.
Pada tahun 2005, Riri Riza membuat sebuah film tentang Soe Hok Gie yang diberinya judul "Gie".
Soe Hok Gie dimakamkan di tempat yang kini menjadi Museum Prasasti di Jakarta Pusat.