Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cendekiawan Arief Budiman, Kakak Soe Hok Gie, Tutup Usia

24 April 2020   08:33 Diperbarui: 24 April 2020   08:44 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arief Budiman (kupang.tribunnews.com)


Indonesia kehilangan lagi seorang warganya. Sosiolog kenamaan Indonesia, Arief Budiman menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (23/4/2020) sekitar jam 12.00 WIB di Rumah Sakit Ken Saras, Ungaran, Salatiga, Jawa Tengah.

Arief Budiman wafat dalam usianya yang ke 79 tahun. 

Arief Budiman dilahirkan di Jakarta, 3 Januari 1941. Ketika lahir, mamanya adalah Soe Hok Djin. Dari namanya, mirip dengan Soe Hok Gie, aktivis demonstran Angkatan 66.

Apakah ada hubungannya?

Benar. Sama-sama demonstran Angkatan 66, Arief Budiman tidak lain tidak bukan adalah kakak kandung dari Soe Hok Gie. 

Termasuk Soe Hok Gie, Arief Budiman merupakan anak ketiga dari lima bersaudara keluarga Salam Sastrawan, alias Soe Lie Pit (ayah mereka).

Asisten Arief Budiman, Amin Santoso, mengonfirmasi penyebab kematian istri dari Leila Chairani Budiman itu adalah karena faktor usia yang sudah tua.

Sedangkan menurut Siti, penjaga rumah Arief Budiman, majikannya itu sudah dirawat di RS Ken Aras selama satu minggu. Menurutnya, majikannya menderita komplikasi dan Parkinson. "Sejak dirawat, tidak boleh dijenguk," tutur Siti lagi.

Leila mengatakan suaminya lemas sebelum ke RS. "Biasanya bergetar dan kaku, tapi ini lemas, kata cucu saya yang dokter, ini gejala stroke,".

Ketika sama-sama menjadi aktivis Angkatan 66, Arief Budiman dan Soe Hok Gie sama-sama menempuh pendidikan di Universitas Indonesia. Arief mengambil jurusan psikologi, sedangkan Soe Hok Gie mengambil jurusan Sastra.

Semasa hidupnya, Arief banyak berkecimpung dalam bidang budaya di Indonesia. Agama yang dianutnya adalah Islam. Pekerjaan terakhir yang disandangnya adalah guru besar sosiologi di Universitas Melbourne, Australia.

Sesudah pensiun, Arief bersama istrinya menetap di Salatiga. Tepatnya di Jalan Kemiri Candi, Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah.

Sebelum mengajar di Australia, Arief menjadi dosen di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada kurun 1985 - 1995.

Cikal bakal Arief terbang ke Australia adalah ketika dia sempat mogok mengajar lalu dipecat. Pasalnya saat itu UKSW dilanda kemelut karena pemilihan rektor yang tidak adil. Setelah dipecat itulah, Arief mengajar di Universitas Melbourne.

Sebelum menempuh dan menyelesaikan studi di psikologi UI pada 1968, Arief sempat menimba ilmu bidang pendidikan di College d'Europe, Brugge, Belgia, pada 1964.

Studinya dilanjutkan di Paris pada tahun 1972. Dan pada tahun 1980 Arief memperoleh gelar PhD ilmu sosiologi Harvard University, Amerika Serikat.

Setelah di sanalah Arief mengajar di UKSW.

Dikenal sebagai sosok yang kritis dari sejak Orde Lama sampai Orde Reformasi, Arief ikut mencetuskan lahirnya Orde Baru. Beliau pula menentang politik Soeharto yang memberangus oposisi yang diperparah dengan praktek-praktek korupsi. 

Arief sempat menikmati dinginnya lantai penjara karena menentang pendirian Taman Mini Indonesia Indah pada 1972.

Jika kita sekarang mengenal istilah Golput (Golongan Putih). Maka Arief dkk lah yang mencetuskan lahirnya istilah itu. Golput muncul sebagai lawan Golkar yang dianggap sudah melenceng dari cita-cita semula Orde Baru.

Di media, Arief sempat menjadi anggota Badan Sensor Film (1968-1971), anggota Dewan Kesenian Jakarta (1968-1971), dan Dewan Penasehat sekaligus Redaktur Majalah Horison (1966-1972).

Kabar duka wafatnya Arief Budiman itu datang dari unggahan Akademisi dan Sosiolog Ariel Haryanto lewat Twitternya. "Terimakasih atas apa yang telah engkau sumbangkan untuk Indonesia. Selamat jalan kawan," tulisnya.

Sedangkan Daniel Dhakidae, sahabat Arief lainnya, mengatakan dia mengetahui kabar duka dari sosial jaringan pertemanan.

Dari Rumah Sakit jenazah Arief langsung dibawa ke pemakaman Bancaan, Salatiga untuk disemayamkan. Tidak dibawa ke Rumah Duka dulu.

Arief Budiman meninggalkan isteri, dua orang anak (Adrian dan Santi) dan empat orang cucu.

Soe Hok Gie

Adik Arief Budiman, Soe Hok Gie, terkenal dalam sejarah Indonesia sebagai seorang aktivis keturunan Tionghoa yang menentang dua rezim beruntun, yaitu Soekarno dan Soeharto. 

Soe Hok Gie dilahirkan di Jakarta, pada 17 Desember 1942.

Selama Hok Gie menjadi mahasiswa, dia menjadi pembangkang aktif yang menentang Soekarno dan PKI nya. Semasa hidupnya yang singkat, Hok Gie sering menulis banyak artikel dan dipublikasikan di koran-koran seperti Indonesia Raya, Mahasiswa Indonesia, Sinar Harapan, Kompas, dan Harian Kami.

Setelah menyelesaikan studinya di Fakultas Satra Universitas Indonesia, Hok Gie menjadi dosen di almamaternya sampai dia meninggal.

Pada tahun 1969, pada saat hiking di Gunung Semeru, Hok Gie menghisap uap beracun dan meninggal dunia, tepat hanya sehari sebelum usianya ke 27 tahun. Dia meninggal bersama temannya, Idhan Dhanvantari Lubis.

Pada tahun 2005, Riri Riza membuat sebuah film tentang Soe Hok Gie yang diberinya judul "Gie".

Soe Hok Gie dimakamkan di tempat yang kini menjadi Museum Prasasti di Jakarta Pusat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun