Sesudah pensiun, Arief bersama istrinya menetap di Salatiga. Tepatnya di Jalan Kemiri Candi, Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah.
Sebelum mengajar di Australia, Arief menjadi dosen di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga pada kurun 1985 - 1995.
Cikal bakal Arief terbang ke Australia adalah ketika dia sempat mogok mengajar lalu dipecat. Pasalnya saat itu UKSW dilanda kemelut karena pemilihan rektor yang tidak adil. Setelah dipecat itulah, Arief mengajar di Universitas Melbourne.
Sebelum menempuh dan menyelesaikan studi di psikologi UI pada 1968, Arief sempat menimba ilmu bidang pendidikan di College d'Europe, Brugge, Belgia, pada 1964.
Studinya dilanjutkan di Paris pada tahun 1972. Dan pada tahun 1980 Arief memperoleh gelar PhD ilmu sosiologi Harvard University, Amerika Serikat.
Setelah di sanalah Arief mengajar di UKSW.
Dikenal sebagai sosok yang kritis dari sejak Orde Lama sampai Orde Reformasi, Arief ikut mencetuskan lahirnya Orde Baru. Beliau pula menentang politik Soeharto yang memberangus oposisi yang diperparah dengan praktek-praktek korupsi.
Arief sempat menikmati dinginnya lantai penjara karena menentang pendirian Taman Mini Indonesia Indah pada 1972.
Jika kita sekarang mengenal istilah Golput (Golongan Putih). Maka Arief dkk lah yang mencetuskan lahirnya istilah itu. Golput muncul sebagai lawan Golkar yang dianggap sudah melenceng dari cita-cita semula Orde Baru.
Di media, Arief sempat menjadi anggota Badan Sensor Film (1968-1971), anggota Dewan Kesenian Jakarta (1968-1971), dan Dewan Penasehat sekaligus Redaktur Majalah Horison (1966-1972).
Kabar duka wafatnya Arief Budiman itu datang dari unggahan Akademisi dan Sosiolog Ariel Haryanto lewat Twitternya. "Terimakasih atas apa yang telah engkau sumbangkan untuk Indonesia. Selamat jalan kawan," tulisnya.