Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tak Masalah Hasratnya Terwujud Dua Dasawarsa Lagi, Rossi Harus Menempa Diri Dulu

13 April 2020   08:32 Diperbarui: 13 April 2020   08:34 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kini 2020. Dua musim lalu, pada 2017/2018, AS Roma sempat membuat terkejut. Di bawah pelatih Eusebio Di Fransesco, I Lupi menyingkirkan tim raksasa Barcelona di perempatfinal Liga Champions.

AS Roma cuma kalah dari Liverpool agregat 6-7 di semifinal.

Namun setahun kemudian, di musim berikutnya, I Lupi gagal mengulangi keperkasaan mereka. I Lupi bahkan hanya finis di posisi ke 6, sehingga mereka gagal memperoleh tiket Liga Champions.

Sebelum dihentikan karena virus korona, AS Roma berada di peringkat ke 5 klasemen sementara Serie A. I Lupi masuk 16 besar Liga Champions sebelum kompetisi dihentikan.

Fransesco yang kini sudah tidak menangani Roma lagi menyalahkan manajemen klub itu atas tindakannya yang melepas para pemain seperti Radja Nainggolan ke Inter Milan, Daniel De Rossi ke Boca Juniors, dan Kevin Strootman ke Marseille.

Padahal ketiga pemain tersebut menurut Fransesco merupakan kekuatan inti tim yang juga berjuluk La Maggica itu.

Bahkan, kiper utama, Alisson Becker, pula dijual ke Liverpool.

"Saya menyesali keputusan direksi yang menjual Strootman dan Nainggolan, ketika itu lini tengah kami luar biasa, secara teknik maupun mental," kata Fransesco kepada Sky Sport Italia.

Setelah hijrah dari Roma ke Boca Juniors pada 2019, Daniele De Rossi memutuskan untuk gantung sepatu pada bulan Januari 2020 lalu.

Setelah pensiun, pria berusia 36 tahun ini memiliki hasrat untuk menjadi pelatih di Roma, mantan timnya.

Namun sebelum mewujudkan mimpinya itu, Rossi ingin membangun kariernya terlebih dahulu sebagai pelatih.

"Saya ingin menjadi pelatih Roma, namun sebelum itu harus melewati beberapa proses yang harus dilewati sebagai pelatih muda, tidak tergesa-gesa" kata Rossi kepada Sky Sport Italia.

De Rossi pernah menjadi kapten. Dan itu membuatnya percaya diri mampu mengelola tim andai menjadi pelatih.

"Pelatih harus membuat keputusan, memilih staf, dan harus tahan mental dibawah tekanan," tutur De Rossi.

Untuk belajar dan belajar lagi, pria kelahiran Roma, Italia, 24 Juli 1983 itu memilih Pep Guardiola (yang kini pelatih Manchester City) sebagai idolanya.

Karier paling menonjol ayah tiga anak itu adalah ketika dia menjadi salah satu pemain Timnas Italia dan menjuarai Piala Dunia 2006.

Rossi juga bagian dari Timnas Italia di Euro 2012.

Baik ketika membela Roma maupun Boca Juniors, ataupun Timnas Menara Eiffel, posisi Rossi adalah sebagai gelandang dan sama-sama mengenakan nomor punggung 16 (di Roma dan Boca Juniors).

Ayah Rossi, Alberto De Rossi merupakan mantan pelatih Serigala. Daniele debut di Serie A pada 2003.

Bersama Serigala, Daniele merebut Super Coppa Italiana pada 2007 dan Coppa Italia pada 2006/2007 dan 2007/2008.

Dari 295 kali penampilannya di Serigala, Daniele membukukan 33 gol. Sedangkan di Timnas senior, Daniele mencetak 13 gol dari 82 kali penampilan.

Namun ambisi besar Rossi untuk menjadi pelatih di I Lupi (Serigala), Rossi tidak mau dirinya dipermudah diangkat menjadi pelatih lantaran dirinya legenda di sana.

"Sepuluh atau dua puluh tahun lagi tak masalah, tapi saya membutuhkan tempaan dulu sampai matang,".

Kita pun dapat memahami mengapa dia begitu ngebet dan mempunyai ambisi begitu besar untuk melatih Serigala.

Karena baginya, Roma adalah segala-galanya. Ingat, dia dilahirkan di Roma. Dia juga sudah dua dasawarsa membela klub ini, sejak di akademi hingga 2019. Terlebih ayahnya juga pernah menangani klub ini.

Oleh karenanya, dia ingin meneruskan baktinya dengan menjadi pelatih.

De Rossi ingin kemampuannya meracik tim diakui. Tidak masalah kapan impiannya terwujud, sepuluh atau dua puluh tahun lagi.

Semoga mimpimu cepat menjadi nyata, Rossi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun