Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Si Janggut Naga Itu Kini Telah Berpulang

12 Maret 2020   08:36 Diperbarui: 12 Maret 2020   10:39 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Setelah sekian lama berjuang melawan kanker tulang yang dideritanya, akhirnya legenda sepakbola Indonesia dan Persija, Sofyan Hadi, menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (11/3/2020). Ayah dari 7 anak itu meninggal dunia dalam usianya yang ke 69 tahun.

Membaca riwayat Persija, pada tahun 2001, Sofyan Hadi yang menjadi pelatih Persija Jakarta sukses mengantarkan tim ibukota itu keluar sebagai juara pada kompetisi Liga Indonesia 2001.

Di final kala itu, 7 Oktober 2001, disaksikan 60.000 penonton yang memenuhi Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Bambang Pamungkas dkk mengalahkan PSM Makassar dengan skor akhir 3-2.

Nuansa oranye, warna khas tim Macan Kemayoran, mendominasi tribun dan memberikan support kepada tim kesayangan mereka.

Pada laga itu, Persija unggul 3-0 terlebih dahulu lewat gol-gol yang diciptakan oleh Bambang Pamungkas (2 gol) dan Imran Nahumarury. Sebelum akhirnya Ayam Jantan Dari Timur memangkas menjadi 3-2.

Kemenangan juara itu seperti meneguk segelas air setelah sekian lama dahaga, setelah terakhir kali Macan Kemayoran juara perserikatan pada tahun 1979.

Atas keberhasilannya itu, Sofyan Hadi dan seluruh pemain Persija diarak keliling Jakarta dengan menggunakan mobil.

Sebagai juara, Sofyan Hadi dan seluruh pemain mendapatkan total bonus Rp 1,5 miliar.

Itulah salah satu keberhasilannya sebagai pelatih Persija, juara Liga Indonesia 2001.

"Si Janggut Naga" julukan bagi Sofyan Hadi, dilahirkan di Bali, pada 17 April 1951.

Sofyan Hadi merupakan salah satu pilar tim nasional Indonesia, yang nyaris mengantarkan Indonesia lolos ke Olimpiade Montreal, Kanada, pada 1976. Materi-materi pemain Indonesia yang kala itu dijuluki "Macan Asia" antara lain Ronny Pattinasarani, Andi Lala, Risdianto, Iswadi Idris, dan Sofyan Hadi sendiri.

Ketika itu, tim nasional Indonesia dilatih oleh Wiel Coerver asal Belanda, seorang pelatih kenamaan.

Memulai karier sebagai pesepakbola di Persija Jakarta dan PS Jayakarta di era 1970-an, Sofyan Hadi muncul menjadi salah satu pilar tim nasional Indonesia.

Bersamanya, Macan Kemayoran menjadi juara perserikatan pada 1973, 1975, dan 1979.

Selain sukses sebagai pemain, Sofyan Hadi juga merintis menjadi pelatih. Semula dia hanya menjadi "internal" di kepelatihan Persija. Namun kemudian, dia mengambil tongkat komando sebagai pelatih dari Andi Lala.

Sofyan Hadi naik pangkat menjadi pelatih kepala, yang semula asisten.

Kegemarannya memelihara janggut putih, membuat dia dijuluki sebagai Si Janggut Naga.  Karenanya, pelatih Sofyan Hadi juga kerap disebut Pak Haji.

Empat tahun lalu, Winarni, isteri dan Sofyan Hadi, sempat menceritakan, sembari menahan tangis, kondisi suaminya yang tengah berjuang melawan kanker tulang yang diderita.

"Untuk obat saja habis Rp 360 juta," kata pendamping hidup Sofyan sambil terisak.

Saat itu, tubuh Sofyan Hadi terlihat sangat kurus, janggut putihnya dibiarkan memanjang, pandangan matanya kosong, dan tangan Sofyan memegang tongkat kayu.

Sofyan Hadi sudah merasakan gejala sakitnya pada 2014, pada usianya yang ke 63. Tapi, vonis dokter bahwa dia menderita penyakit kanker tulang baru dinyatakan setahun kemudian, 2015.

Si Janggut Naga sempat benar-benar ambruk, dia bahkan tidak bisa duduk dan hanya terbaring di Rumah Sakit.

Untuk itu, Si Janggut Naga sudah melakukan tujuh kali kemoterapi, namun tidak menunjukkan perubahan yang berarti untuk kesembuhannya.

Menghabiskan biaya sekitar Rp 800 juta, keluarga Sofyan Hadi sudah menempuh berbagai upaya medis.

Bahkan ke luar negeri pun sempat dikunjungi untuk berobat, antara lain ke Malaysia dan Singapura. Winarni mengatakan biaya berobat ke luar negeri sangat mahal. "Jika terus-menerus, kami membutuhkan bantuan," katanya saat itu.

Keluarga Sofyan sempat memohon bantuan itu ke Kemenpora dan Persija, tapi tidak ada respon.

Sofyan Hadi sempat menjalani pengobatan alternatif secara herbal atas bantuan dari Ratu Givana - salah satu aktivis kanker -. Setelah dua bulan menjalani terapi itu, Si Janggut Naga sempat mengalami perbaikan, dia sudah bisa berdiri dan duduk.

Keluarga Sofyan Hadi memiliki beberapa pohon kayu jati yang ditanam di kebun sendiri. Dari jumlah pohon kayu jati yang dimiliki Sofyan Hadi, 200 pohon di antaranya berhasil dijual yang uangnya dipergunakan untuk berobat.

Pada April tahun lalu, diadakan sebuah acara yang dinamakan "Jakarta Glory Spirit 2001". 

Acara tersebut dimaksudkan untuk mengenang kejayaan Persija Jakarta menjuarai Liga Indonesia tahun 2001, dan sekaligus diadakan pertandingan sepakbola antara Persija Old Star melawan para selebriti. Laga itu untuk penggalangan dana bagi Sofyan Hadi, ayah dari 7 anak dan 16 cucu.

Sofyan Hadi yang hadir kala itu masih bisa tersenyum kendati harus dipapah.

Selamat jalan Si Janggut Naga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun