Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dilarang Orba, Kong Ha Hong Muncul Kembali dan Juara Dunia

8 Februari 2020   13:06 Diperbarui: 8 Februari 2020   13:43 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum duet Ricky/Okta, juara dunia sebelumnya dimotori oleh Irvan/Nelsen Setiawan, dan Anton Chandra/Andri Wijaya.

Juara lagi. Hal itu sekaligus menghapus momok tentang regenerasi Kong Ha Hong.

Sjarif pernah menjadi pemain Barongsai semenjak usianya yang ke 10. Dia berhenti sehubungan adanya larangan dari pemerintahan Orde Baru paska Gerakan 30 September 1965 PKI.

Orba melarang segala sesuatu yang berbau Cina. Dari toko-toko yang memakai huruf kanji, kebudayaan Cina (Barongsai, Liong, Tatung, perayaan Imlek, dsb), sampai kepada penggantian nama Cina.

17 Agustus 1999 adalah hari bersejarah, untuk pertama kalinya Barongsai Kong Ha Hong tampil kembali di hadapan publik.

Pada saat itu, Indonesia sedang merayakan Hari Kemerdekaan. Jatuhnya Orde Baru yang selama 32 tahun berkuasa, dimaknai etnis Tionghoa dengan sebuah perayaan, termasuk di antaranya Barongsai.

Selepas tragedi Mei 1998, Barongsai Kong Ha Hong dipanggil etnis Tionghoa untuk menolak bala. Pada sejarahnya, sejak dulu Barongsai adalah simbol untuk menolak bala.

Adapun tempat penyelenggaraan untuk tampil pertama kalinya pada 17 Agustus 1999 itu adalah di perumahan Pantai Indah Kapuk. Pengelola perumahan elit tersebut memanggil Barongsai untuk diberkati, paska peristiwa penjarahan dan kerusuhan Mei 1998, dan jatuhnya Orde Baru.

Adapun sang pelopor, Ronald Sjarif, fisiknya masih terlihat enerjik di usianya yang sekarang, 74 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun