Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kekalahan dari Colchester Bukan Depresi Terberat Pochettino

28 September 2019   07:00 Diperbarui: 28 September 2019   07:40 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mauricio Pochettino menangis (m.bolatimes.com)

Berbicara Tottenham Hotspur, tak lepas dari bicara soal manajernya, Mauricio Pochettino.

Hingga pekan ke 6 Premier League, Lily Whites terpuruk di posisi ke 7 klasemen sementara dengan raihan 8 poin, terpaut 10 poin dari Liverpool di puncak klasemen.

Tottenham Hotspur dengan Pochettino kini sedang berada di masa-masa pelik dan sulit.

Setelah kalah 1-2 dari Leicester City pada Sabtu (21/9/2019) di Premier League, pasukan Pochettino bahkan juga kalah dari tim divisi 4 di ajang Carabao Cup.

Berlaga di Colchester Community Stadium, Rabu (25/9/2019) dinihari WIB, Harry Kane dkk kalah dalam adu penalti 3-4 dari Colchester United. Setelah sebelumnya hingga batas waktu normal, skor masih 0-0.

Di Liga Champions, Hotspur juga nyaris kalah dari Olympiakos. Setelah ketinggalan 0-2, namun akhirnya Harry Kane dkk mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2.

Dengan kekalahan dari tim divisi 4 tersebut, jelas Hotspur tersingkir, dan Pochettino sudah kehilangan salah satu trofi yang dibidik.

Dari segi pemain, jelas Hotspur jauh lebih baik dari Colchester United, di sana ada Harry Kane, Eric Dier, Lucas Moura, Dele Ali.

Bahkan sesudah Erik Lamela, Christian Eriksen, dan Son Heung-min diturunkan, Hotspur tetap loyo, hanya bermain 0-0 hingga waktu normal. Di babak adu penalti, mereka keok 3-4 dari Colchester United, tim divisi 4! Tim yang kini berada di posisi ke 10.

Angkat kaki dan keok dari Colchester United dinilai oleh pelatih asal Argentina tersebut bukan yang paling menyakitkan.

Sepanjang kariernya di sepakbola, satu yang paling menyakitkan dan tidak bisa dilupakan adalah ketika timnya kalah 0-2 dari sesama pengikut Premier League, Liverpool, di final Liga Champions musim lalu. 

Ini yang selalu menjadi mimpi buruk Pochettino sebagai pelatih, dua gol Divock Origi dan penalti dari Mohammed Salah!

Partai puncak Liga Champions musim lalu digelar di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Spanyol.

Adapun kekecewaan yang sama sebagai pribadi, ketika sebagai pemain, Timnas Argentina tersingkir di fase penyisihan Piala Dunia 2002 yang digelar di Jepang dan Korea Selatan.

Peristiwa itu, yang selama ini menyumbang depresi bagi Pochettino.

Pochettino dituding menjatuhkan Michael Owen (Inggris) di kotak terlarang, padahal ia yakin, Michael Owen melakukan diving.

"Kami menjadi salah satu favorit juara saat itu, selama empat tahun kami tidak terkalahkan, tapi akhirnya terdepak di babak penyisihan," kata Pochettino kepada The Sidney Morning Herald. 

Sesudah peristiwa itu, Pochettino juga mengungkapkan dirinya sempat mengurung diri, tidak keluar rumah selama 10 hari!

Mencapai final Liga Champions 2018-2019 ketika sebagai pelatih bersama Tottenham Hotspur, itu benar-benar sebagai sebuah mimpi bagi Pochettino. Kekalahan 0-2 dari Liverpool, menjadi depresi kedua terbesar bagi Pochettino pribadi. Atau setidaknya depresi terberat yang sama dengan saat tersingkirnya Argentina di fase grup Piala Dunia 2002 Jepang dan Korea Selatan.

"Lebih dari sebuah mimpi," katanya.

Sudah lima musim Pochettino bersama Hotspur, di musim ke 6 (2019-2020) dia ingin membawa Hotspur "buka puasa".

Kendati Pochettino sukses melatih, tapi belum satu pun gelar diraih Hotspur.

Setelah pergi dari Southampton pada 2014, dan bergabung dengan klub London Utara, manajer muda Pochettino mempunyai tugas mengantarkan Hotspur ke papan atas klasemen. Akhirnya, Hotspur berada di posisi ke 5 klasemen akhir Liga Inggris. Dengan demikian, Hotspur gagal mengikuti Liga Champions.

Di Carabao Cup waktu itu, Hotspur menjadi runner-up setelah kalah dari Chelsea di final.

Jika melihat kepelikan, musim pertama dia bersama Hotspur dikatakannya sebagai musim tersulit baginya.

Di musim berikutnya, Pochettino sukses menempatkan Hotspur di "The Big Four". Tahun 2015, 2016, 2017, dan 2018 Hotspur berada di empat besar klasemen akhir dan main di Liga Champions.

Alhasil, Dele Ali dkk sudah dua kali menjadi runner-up. Dele Ali dkk juga menjadi juara kedua Liga Inggris 2016-2017.

Ketika belum ke London Utara, menangani tim-tim seperti Southampton, dan Espanyol, Pochettino juga lihai. Tapi, Pochettino belum sekalipun memegang trofi juara.

"Ini musim keenam saya di sini (Hotspur), masa-masa sulit bisa datang dan pergi. Ada tantangan untuk kembali," kata Pochettino.

Saya trenyuh menyaksikan video momen-momen gerakan dari Pochettino. Baik saat dia meluapkan kegembiraannya, tertawa.

Saya pun sempat melihat video Pochettino menangis!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun