Hotel Shangrila.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Lalu M Iqbal, mengatakan saat terjadi ledakan salah seorang WNI sedang berada diNamun pihak KBRI Kolombo sudah memastikan WNI yang bersangkut selamat dan sudah dievakuasi aparat keamanan Sri Lanka.
Iqbal menambahkan beberapa WNI lainnya yang menginap di Hotel Shangrila sedang tidak berada di lokasi pengeboman itu.
Indonesia mengecam keras peledakan itu.
Ledakan bom yang terjadi pada saat perayaan Paskah itu menyasar kepada tiga gereja dan tiga hotel bintang lima di Kolombo, ibukota Srilanka pada pukul 09.00 waktu setempat, Minggu (21/4/2019).
Hingga pukul 19.00 WIB diperkirakan korban tewas sebanyak 141 orang dan sekitar 410 lebih luka-luka akibat ledakan itu.
Data Reuters Minggu malam WIB memperkirakan 27 orang tewas di Gereja di Batticoloa, Provinsi Timur, di Gereja St. Sebastian di Katuwapitiya, Kolombo Utara 54 orang tewas. Sementara di tiga hotel bintang lima yang dibom, yaitu Cinnamon Grand, Kingsbury Hotel, dan Shangrila, belum dapat diketahui pasti apakah ada korban jiwa.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2013, penduduk Srilanka berjumlah 24 juta orang, mayoritas beragama Buddha (70 persen), 7,5 persen Kristen, 9,8 persen Muslim, dan Hindu 12,7 persen.
Serangan-serangan terhadap umat Kristen di sana memang kerap terjadi.
Data dari The National Christian Evangelical Alliance of Srilanka (NCEASL), tahun lalu setidaknya telah terjadi 86 ancaman kekerasan kepada umat Kristen.
Tahun 2019 ini saja sudah terjadi 26 gangguan kekerasan kepada umat Kristen yang dilakukan oleh kelompok lain.
NCEASL merupakan kelompok Kristen yang mewakili 200 gereja dan kelompok Kristen di Sri Lanka.
NCEASL mengatakan kebencian dari kelompok Buddha kepada kaum Kristen semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat pada tahun 2018 lalu, ekstrimis Buddha Sinhalese juga bentrok dengan minoritas Islam.
Sebagian ekstrimis Buddha mengatakan mereka dipaksa kaum Muslim untuk masuk agama Islam.
Ledakan kepada gereja dan hotel ini mengingatkan insiden perang saudara yang telah berhenti sejak satu dekade lalu.
Pemberontak Tamil di Sri Lanka sering menyerang hotel yang banyak dikunjungi wisatawan, kuil Buddha, mall, dan Bank.
Menurut India Today, dalam dua belas terakhir pihak kepolisian Sri Lanka sudah mengantisipasi dan memperingatkan akan adanya serangan bom ini yang mengincar gereja. Pihak kepolisian sebenarnya juga sudah lebih waspada.Â
Dan itu di hari Paskah.
Sesaat setelah insiden pada perayaan Paskah itu, Perdana Menteri Srilanka Ranil Wickremisinghe sangat mengutuk perbuatan pengecut yang ditujukan kepada rakyatnya. Dia berharap rakyatnya tetap bersatu dalam masa kritis seperti ini.
PM juga segera mengadakan sidang keamanan nasional di rumahnya.
PM menyatakan, pemerintah tengah mengambil tindakan guna mengatasi situasi dan jangan menyiarkan spekulasi dan laporan yang belum terverifikasi.
BBCÂ melaporkan setidaknya telah terjadi enam ledakan terhadap tiga hotel bintang lima dan tiga gereja di Kolombo saat beberapa umat Kristiani sedang memperingati Paskah.
BBCÂ juga menyebutkan setidaknya 82 orang sudah dilarikan ke rumah sakit.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI menghimbau agar WNI di Sri Lanka waspada dan menuruti arahan dari otoritas setempat.Â
Di Kolombo terdapat sekitar 141 WNI dari sekitar 376 WNI di Srilanka. Jubir Kemenlu Armanatha mengatakan Indonesia percaya kepada pemerintah Srilanka dapat mengatasi keadaan dan Indonesia siap memberi bantuan jika diperlukan.
Amanantha juga menyatakan KBRI di sana terus memantau keadaan yang ada dan berhubungan dengan pihak keamanan, rumah sakit, serta perkumpulan WNI di sana.
Perbuatan yang terkutuk. Tak pelak seluruh dunia mengecam perlakuan tak berperikemanusiaan ini.
Selain mengutuk insiden itu, pemerintah Indonesia juga menyampaikan turut berdukacita yang mendalam bagi korban dan keluarganya.
Hingga saat ini belum diketahui motif peledakan itu dan belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas perbuatan itu. Namun diperkirakan, pelaku melakukan aksi bom bunuh diri.
Kami pun turut berdukacita yang mendalam bagi korban dan keluarganya.
Semoga pemerintah Sri Lanka dapat cepat mengatasi insiden ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H