Mohon tunggu...
Rudy W
Rudy W Mohon Tunggu... Lainnya - dibuang sayang

Ngopi dulu ☕

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Konsistensi Tenaga Harus Lebih Diperhatikan Lagi

21 Januari 2019   00:01 Diperbarui: 21 Januari 2019   00:59 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon keluar sebagai juara nomor ganda putra turnamen bulutangkis Malaysia Masters 2019.

Dalam laga partai final yang dihelat di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Minggu, 20 Januari 2019, Kevin/Marcus mengalahkan ganda tuan rumah Malaysia, Ong Yew Sin/Teo Ee Yi dengan straight set 21-15 dan 21-16.

Laga gim pertama berjalan cukup mulus bagi The Minions. Kevin/Marcus dapat mengontrol jalannya laga.

Serangan demi serangan yang dilancarkan ganda nomor satu dunia itu membikin kesulitan Ong/Teo.

Set pertama pun dituntaskan The Minions dengan selisih enam poin.

Set kedua berlangsung lebih ketat. Terjadi saling susul menyusul angka, sebab pasangan tuan rumah mampu memberikan perlawanan kecepatan The Minions.

Tapi sesudah skor 15-15, The Minions dapat mengendalikan permainan sepenuhnya. Kevin/Marcus benar-benar membuat pasangan Malaysia kerepotan.

Set kedua pun disudahi Kevin/Marcus dengan selisih angka 5.

Dengan kemenangan pemain bulutangkis terbaik 2017/2018 itu, Indonesia membawa pulang satu gelar juara dari turnamen berkategori Super 500 itu.

Di partai final sebelumnya, ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu harus puas menjadi runner-up setelah mereka menelan kekalahan dari ganda Jepang Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dengan long set, 21-18, 16-21, dan 16-21. Minggu (20/1/2019) di Axiata Arena, Kuala Lumpur.

Greysia/Apriyani cukup bermain terbuka di set pertama, tapi unggulan keempat itu gagal meneruskan performa permainannya pada set berikutnya.

Sementara lawannya, Fukushima/Hirota bermain lebih baik di set berikutnya.

Usai laga, Greysia Polii mengatakan bahwa Fukushima/Sayaka bermain lebih baik dan kuat. Pasangan nomor satu dunia itu konsisten secara mental dan fisik. Untuk itu, "Kami harus lebih siap lagi pekan depan," katanya.

Sementara Apriyani mengatakan usai laga, bahwa dirinya dan Greysia harus terus belajar. Dirinya hari ini benar-benar capek, harus recovery lagi untuk turnamen berikutnya.

Malaysia Masters merupakan turnamen pertama yang diikuti Greysia/Apriyani. Minggu ini ganda putri pertama Indonesia ini bakal turun di Indonesia Masters 2019 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta.

Greysia sendiri mensyukuri apa yang telah diraihnya, mencapai final di turnamen Malaysia Masters merupakan suatu kemajuan, "Naik satu peringkat," katanya. Greysia merujuk pada pencapaian sebelumnya di tahun lalu yang mana Greysia/Apriyani sering kali dijegal oleh pasangan dari Jepang.

Sebelum ke puncak, ganda nomor empat dunia itu menundukkan pasangan Jepang lainnya, Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi. Pasangan nomor dua dunia itu dikalahkan Greysia/Apriyani dengan skor 20-22, 21-13, dan 21-19.

Jepang sendiri memiliki 5 ganda putri yang berada di bawah peringkat 10 besar dunia.

Matsumoto/Ayaka merupakan pasangan yang paling sering mengalahkan Greysia/Apriyani. Peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu masih menang head to head 8-2 atas Greysia/Apriyani. Dua kemenangan Greysia/Apriyani diperoleh selain di Malaysia Masters ini, juga dari Thailand Open 2018.

Ganda negeri Sakura memang selalu menjadi momok bagi Greysia/Apriyani. Di tahun 2018, dari 16 kekalahan, 13 di antaranya adalah dari ganda Jepang.

Jepang memang dominan, di semifinal Malaysia Masters sekarang saja tiga ganda Jepang mengepung Greysia/Apriyani.

Di semifinal ganda putra turnamen berhadiah 350 dolar AS ini, secara mengejutkan tuan rumah juga mengepung Kevin/Marcus. Malaysia menempatkan tiga wakil ganda putranya di semifinal.

Setelah kalah di final, Greysia/Apriyani masih kalah rekor head to head dari Yuki Fukushima/Sayaka Hirota menjadi 2-6.

Sebagai evaluasi, Greysia mengatakan bahwa melawan Jepang selalu ketat, harus betul-betul dalam kondisi terbaik. Baik ganda yang dikalahkan Greysia/Apriyani di semifinal maupun yang mengalahkan mereka di final, menurut Greysia kurang lebih sama. "Mereka kuat, susah dilawan," katanya.

Sementara Apriyani mengapresiasi bahwa tenaga harus menjadi evaluasi utama setelah kekalahan di final.

Yang harus ditingkatkan menurutnya adalah tenaga. "Kalau long set, tenaga kami masih ada.  Bukan cuma pikiran saja yang konsisten," katanya.

Menurutnya lagi, lawan bermain semakin lama bukannya semakin menurun, tetapi semakin kuat untuk menaikkan bola. "Lob lagi," katanya.

Senada dengan Apriyani, Greysia juga mengungkapkan hal serupa, bahwa lawan memang lebih baik, ke depan harus diperbaiki. Konsistensi tenaga harus lebih diperhatikan lagi.

Greysia/Apriyani akan turun di Indonesia Masters yang digelar pada 22-27 Januari 2019.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun