Sementara lawannya, Fukushima/Hirota bermain lebih baik di set berikutnya.
Usai laga, Greysia Polii mengatakan bahwa Fukushima/Sayaka bermain lebih baik dan kuat. Pasangan nomor satu dunia itu konsisten secara mental dan fisik. Untuk itu, "Kami harus lebih siap lagi pekan depan," katanya.
Sementara Apriyani mengatakan usai laga, bahwa dirinya dan Greysia harus terus belajar. Dirinya hari ini benar-benar capek, harus recovery lagi untuk turnamen berikutnya.
Malaysia Masters merupakan turnamen pertama yang diikuti Greysia/Apriyani. Minggu ini ganda putri pertama Indonesia ini bakal turun di Indonesia Masters 2019 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta.
Greysia sendiri mensyukuri apa yang telah diraihnya, mencapai final di turnamen Malaysia Masters merupakan suatu kemajuan, "Naik satu peringkat," katanya. Greysia merujuk pada pencapaian sebelumnya di tahun lalu yang mana Greysia/Apriyani sering kali dijegal oleh pasangan dari Jepang.
Sebelum ke puncak, ganda nomor empat dunia itu menundukkan pasangan Jepang lainnya, Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi. Pasangan nomor dua dunia itu dikalahkan Greysia/Apriyani dengan skor 20-22, 21-13, dan 21-19.
Jepang sendiri memiliki 5 ganda putri yang berada di bawah peringkat 10 besar dunia.
Matsumoto/Ayaka merupakan pasangan yang paling sering mengalahkan Greysia/Apriyani. Peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu masih menang head to head 8-2 atas Greysia/Apriyani. Dua kemenangan Greysia/Apriyani diperoleh selain di Malaysia Masters ini, juga dari Thailand Open 2018.
Ganda negeri Sakura memang selalu menjadi momok bagi Greysia/Apriyani. Di tahun 2018, dari 16 kekalahan, 13 di antaranya adalah dari ganda Jepang.
Jepang memang dominan, di semifinal Malaysia Masters sekarang saja tiga ganda Jepang mengepung Greysia/Apriyani.
Di semifinal ganda putra turnamen berhadiah 350 dolar AS ini, secara mengejutkan tuan rumah juga mengepung Kevin/Marcus. Malaysia menempatkan tiga wakil ganda putranya di semifinal.