Musim kompetisi Liga 1 2019 mendatang serasa berbeda dari sebelumnya.
Lantas timbul pertanyaan, apakah sepakbola Indonesia mengalami kemunduran, atau sebaliknya?
Kedua pertanyaan itu muncul disebabkan karena PT LIB (Liga Indonesia Baru) sebagai operator kompetisi mengundurkan jadwal penyelenggaraan kompetisi Liga 1 menjadi setelah tanggal diselenggarakannya pesta demokrasi, yaitu pilpres dan pileg serentak, pada 17 April 2019.
Dimulainya kick off kompetisi Liga 1 setelah 17 April 2019 dimaksudkan agar tidak terjadi bentrok antara masyarakat yang menyaksikan tontonan bola dengan konsentrasi politik pemilu.
PT LIB sendiri memilih mencari aman atas saran pihak kepolisian, untuk kick off kompetisi setelah berakhir pencoblosan.
Kita tahu, hari pencoblosan 17 April 2019, pesta demokrasi kita akan memilih Presiden/Wakil Presiden, pemilihan anggota DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, dan DPD.
Sebuah perhelatan sepakbola bakal menyedot begitu banyak perhatian massa yang luar biasa, hal tersebut berpeluang terjadinya gesekan-gesekan antar para pendukung suatu kesebelasan. Untuk tidak terpecahnya konsentrasi kepolisian dalam mengamankan pesta demokrasi pemilu, yang mana bakal memberatkan polisi dengan kinerja tambahan untuk mengantisipasi bentrokan antar para suporter tim. Itulah sebabnya diundur.
Lalu bagaimana dampak dari dimulainya kick off setelah 17 April 2019?
Keuntungan bagi masyarakat dengan penundaan tersebut adalah masyarakat dapat lebih berkonsentrasi pada pesta demokrasi pemilu. Yang mana hal ini dapat meminimalisir terjadinya gesekan-gesekan yang memecah konsentrasi.
Adapun keuntungan bagi klub peserta kompetisi, antara lain klub memiliki waktu yang lebih lama untuk mempersiapkan diri serta melakukan persiapan yang lebih matang.
Klub memperoleh waktu yang lebih panjang guna menyusun para pemain, maupun pelatih dan skuat lainnya.