Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Berolahraga di Tempat Dingin atau ber-AC Hanya Sia-sia Belaka?

11 Maret 2023   11:07 Diperbarui: 11 Maret 2023   11:23 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berolahraga di ruangan dingin atau berAC (Dok klikdokter.com)

Dalam dunia kesehatan bergerak atau berolahraga itu dianjurkan. Bahkan saran ini sudah acap kali kita baca.

Namun kini muncul pertanyaan apakah berolahraga di tempat yang dingin, atau ber-AC itu termasuk berolahraga untuk kesehatan?

Persepsi itu timbul karena berolahraga di ruangan yang dingin tidak mengeluarkan keringat.

Tidak sedikit yang beranggapan jika berolahraga dengan tidak mengeluarkan keringat sama aja boong.

Enggak ada manfaatnya.

Salah satunya salah seorang warganet yang memposting unggahan di Twitter pada hari Minggu (5/3/2023).

"Apakah benar berolahraga di tempat ber-AC atau dingin hanya sia-sia saja?" 

Lalu, benarkah berolahraga di tempat dingin hanya sia-sia saja?

"Itu salah," kata dr. Michael Triangto.

Dr. Michael Triangto yang dimaksud, spesialis kedokteran olahraga dari Slim+Health, Sports Therapy RS Mitra Keluarga Kemayoran, Jakarta Pusat, menjelaskan soal pandangan tersebut.

Kendati pun berolahraga tidak mengeluarkan keringat, itu tetap bermanfaat. Yang penting kita bergerak.

Dr. Michael membandingkan dengan olahraga renang atau aquatik yang tentunya tidak mengeluarkan keringat.

Menurutnya keringat dihasilkan karena tubuh cukup banyak mengandung air. Dan dengan berolahraga berat maka tubuh jadinya mengeluarkan keringat.

Sedangkan jika tubuh kekurangan cairan maka dia tidak akan berkeringat.

"Jadi pandangan berolahraga di tempat dingin hanya sia-sia belaka. Itu tidak benar. Yang penting kita bergerak, itu tetap membakar kalori tubuh," katanya.

Lebih lanjut dr. Michael menjelaskan kapan aktivitas berolahraga itu sudah cukup atau belum.

Hal tersebut katanya dilihat dari tujuan berolahraga itu.

Tujuan berolahraga itu bisa:

Untuk kesehatan

Untuk kesenangan

Untuk kemenangan/juara/piala

Ukuran kecukupan berolahraga untuk kesehatan dilihat dari berapa jauh manfaat kesehatan yang didapatkan.

"Kalau dulu sering pusing-pusing, namun ketika sudah berolahraga sakitnya itu berkurang atau sembuh. Maka itu sudah cukup," katanya.

Dengan demikian maka kita tidak melihat apakah olahraga itu menghasilkan keringat atau tidak.

Jika berolahraga untuk kesenangan, maka cukup berolahraga itu apabila kesenangan yang diinginkan itu sudah tercapai.

Sedangkan berolahraga untuk prestasi, berolahraga dinilai cukup jika sudah juara.

Kendati demikian, harus diperhatikan detak jantung saat berolahraga itu.

Rumus untuk menentukan detak jantung 100 persen itu adalah 220 - usia.

Misalnya mereka yang berusia 26 tahun, maka 100 persen detak jantungnya adalah 194. Hasil dari 220-26.

Namun harus diperhatikan detak jantung maksimal dan minimal yang diperbolehkan.

Detak jantung maksimal adalah 80 persen.

Jadi jika orang itu berusia 26 tahun seperti contoh yang sudah disebutkan di atas, maka detak jantung maksimal yang diperbolehkan adalah 155,2.

Itu hasil dari 80% dari 194.

Dan minimal detak jantung adalah 60 persen.

Jadi detak jantung minimal untuk orang yang berusia 26 tahun adalah 116,4.

Itu adalah hasil dari 60% dari 194.

Jadi kalau detak jantung di atas maksimal dan di bawah minimal, maka itulah bisa dikatakan olahraga itu hanya sia-sia belaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun