Memang, Raden Kian Santang lah yang dinilai paling berjasa dalam menyebarkan agama Islam ini di Jakarta.
Banyak orang dengan senang hati menerima ajaran yang diberikan Kian Santang.
Setelah semakin banyaknya mereka yang masuk Islam (pada abad 15 dan 16) Siliwangi tetap menolaknya, Prabu Siliwangi lantas ngahyang.
Itulah cikal bakal munculnya istilah Parahyangan seperti yang kita kenal saat ini.
Berasal dari kata hyang yang berarti dewa atau para leluhur. Dan "pa" yang berarti tempat. Dan "an" yang bermakna benda.
Jadi Parahyangan adalah tempat, wilayah, atau pegunungan tempat bersemayamnya dewa atau para leluhur.
Namun Ridwan Saidi sendiri masih meragukan apakah Prabu Siliwangi benar-benar menolak masuk Islam dan masih tetap Hindu?
Langgar
Kendati Raden Kian Santang berasal dari Sunda namun dia mendapatkan tempat di hati para penduduk Jakarta.
Mereka yang masuk Islam itu lantas disebut melakukan pelanggaran karena berpindah agama. Mereka disebut kaum pelanggar.
Mereka kemudian sering berkumpul di sebuah tempat semacam mesjid.