Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asal-usul Istilah Parahyangan Muncul, Gara-gara Prabu Siliwangi Menolak Memeluk Islam?

9 November 2022   11:07 Diperbarui: 9 November 2022   11:30 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun tahukah Anda mengapa wilayah ini disebut dengan Parahyangan?

Dilansir dari wartawan senior sekaligus sejarawan Alwi Shahab, istilah Parahyangan ini berasal dari masa kerajaan Pajajaran dengan rajanya yang paling legendaris, Prabu Siliwangi.

Kondisi tersebut ada hubungannya dengan sejarah masuknya Islam di Batavia (Jakarta sekarang).

Budayawan Betawi Ridwan Saidi menyebutkan tahun 1412 Masehi sebagai tahun mulai masuknya Islam di Batavia.

Seorang ulama dari Campa (Kamboja) pada waktu itu tiba di Batavia dan mendirikan sebuah pesantren di Tanjung Puro, Karawang.

Di pesantren itu ada seorang santri yang bernama Nyai Subang Larang.

Prabu Siliwangi lantas jatuh hati kepada Nyai Subang Larang dan Nyai Subang Larang dijadikannya istri.

Prabu Siliwangi menolak ajakan para ulama pada saat itu untuk memeluk ajaran Islam.

Bahkan Kian Santang, anak hasil pernikahan Siliwangi dengan Subang Larang, yang mengikuti ibunya beragama Islam, pun mengajak ayahnya untuk masuk Islam. 

Namun Siliwangi menolak, dan tetap pada kepercayaannya yaitu Hindu.

Bukan hanya memeluk agama Islam, Raden Kian Santang bahkan ketika dewasa menjadi seorang ulama dan menyebarkan agama Islam di wilayah Batavia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun