Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Bola

Pita Hitam Sepak Bola Indonesia, Presiden Berharap Ini yang Terakhir Jangan Terulang Lagi

3 Oktober 2022   10:06 Diperbarui: 3 Oktober 2022   10:14 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polisi menggunakan gas air mata untuk menghalau para suporter Arema yang menyerbu ke lapangan.

Karena gas air mata itu para perusuh berlarian ke arah pintu keluar. Oleh karenanya terjadi penumpukan dan sesak nafas karena kekurangan oksigen.

Bukan hanya penonton, dari ke 129 orang yang tewas karena berdesakan itu terdapat dua orang polisi.

Pita hitam untuk persepakbolaan Indonesia.

Mantan Ketua Umum PSSI AA LaNyala Mahmud Mattalitti yang kebetulan sedang dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur dalam profesinya yang sekarang sebagai Ketua DPD RI mengatakan penggunaan gas air mata ini sebenarnya dilarang FIFA untuk digunakan jika ada kerusuhan di sepakbola.

"Pada Bab III tentang Stewards FIFA melarang penggunaan senjata api dan gas air mata," katanya, Minggu (2/10/2022).

Dengan alasan kuat, Irjen Pol. Dr Nico Afinta, Kapolda Jawa Timur, mengatakan para suporter Arema yang turun ke lapangan sudah anarkis dan melakukan perlawanan kepada petugas sehingga pihaknya menggunakan gas air mata tersebut.

Para suporter lantas berdesakan ke arah pintu keluar saling bertumpukan sehingga kekurangan oksigen.

LaNyala selanjutnya mengatakan tragedi terjadi disebabkan karena lemahnya koordinasi kendati sebelumnya memang ada pertemuan untuk pengamanan antara panitia dengan kepolisian.

"Entah kenapa polisi kemudian menggunakan gas air mata," lanjut LaNyala.

LaNyala membenarkan tindakan pertama yang dilakukan aparat yaitu terlebih dahulu mengamankan para pemain, selanjutnya mengamankan para perusuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun