Dalam sepakbola, acap kita mendengar singo edan atau singa gila.
Itu adalah julukan untuk tim yang bermarkas di Malang, yaitu Arema FC.
Apakah ada hubungannya dengan singa atau kerajaan Singasari?
Dalam sejarah, Singasari dikenal sebagai kerajaan yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222.Â
Kerajaan yang bernafaskan Hindu-Buddha ini sebelumnya bernama Tumapel.
Salah satu kerajaan yang paling legendaris yang berlokasi di Pulau Jawa dalam sejarah Nusantara.
Bernilai arkeologis, apakah ibukota kerajaan Singasari ini masih ada dan dimanakah lokasinya secara geografis kini berada?
Ismail Lufti, seorang arkeolog dari UNM (Universitas Negeri Malang) mengatakan bahwa ibukota atau pusat pemerintahan Kerajaan Singhasari adalah di wilayah yang kini disebut Kutobedah, yang termasuk kedalam daerah Kelurahan Kotalama, Malang, Jawa Timur.
"Hal tersebut berdasarkan penelitian di wilayah yang sebelumnya dicurigai sebagai ibukota Singasari," kata Lutfi, 7 Juli 2022 lalu.
Para arkeolog juga menemukan kecocokan antara penjelasan kitab karya Mpu Prapanca dengan naskah Negarakertagama.
Pada kedua sumber tersebut disebutkan bahwa pusat pemerintahan Singasari ada dua sungai besar dan berdirinya benteng di salah satu hulu sungai.
Lutfi menjelaskan dengan adanya kedua sungai besar itu maka musuh akan mengalami kesulitan untuk menyerang kerajaan, terlebih dengan adanya benteng di hulu sungai seperti yang sudah disebutkan di atas.
Dari mulut ke mulut cerita rakyat setempat di lokasi dinding yang menjadi bagian dari benteng yang dimaksud diketahui bahwa tempat itu adalah Kutobedah.
Lutfi menambahkan di peta tahun 1880 di titik lokasi yang bernama Kutobedah dituliskan Kutorejo.
Kutorejo (bahasa Jawa) dalam Bahasa Indonesia tentunya adalah Kota Raja, istilah untuk mengindikasikan sebagai ibukota atau pusat pemerintahan.
Kendati sudah hampir pudar, namun hingga kini masih ditemukan istilah Kota Raja ini di cerita-cerita atau buku-buku terbitan lama.Â
"Sebelum fajar terbit, dia sudah berkemas-kemas akan mulai berangkat ke Kota Raja dengan menggunakan kuda". Itu salah satu kalimat yang terlihat dalam buku cerita.
"Dulu namanya Kutorejo kemudian masyarakat menggantinya dengan Kutobedah karena dindingnya sudah dibedah (rusak)," kata Lutfi menjelaskan.
Sayangnya, wilayah yang dulu menjadi ibukota pemerintahan Singosari itu kini sudah lenyap, karena ditempati oleh warga yang dijadikan menjadi tempat pemukiman.
Kerajaan Tumapel juga ada disebut-sebut di Cina pada Dinasti Yuan. Mereka menyebutnya dengan Tu-ma-pan.
Tu-ma-pan pada tahun 1253 dirubah namanya menjadi Singasari oleh Wisnu Wardhana. Dalam kelanjutannya, nama inilah yang lebih dikenal daripada Tumapel.
Awalnya Tumapel merupakan daerah bawahan dari Kerajaan Kediri. Tumapel pada waktu itu dipimpin oleh Tunggul Ametung.
Tunggul Ametung lantas dibunuh oleh pengawalnya sendiri yaitu Ken Arok.
Latar belakang pembunuhan itu dilandasi oleh rasa cemburu Ken Arok kepada Tunggul Ametung yang mempunyai isteri yang cantik bernama Ken Dedes.
Ken Arok jatuh hati kepada kecantikan Ken Dedes.
Selain mengangkat dirinya sendiri sebagai penguasa baru Tumapel, Ken Arok lantas juga memperistri Ken Dedes yang pada saat itu tengah mengandung.
Ken Arok tidak betah berada dibawah pengawasan Kediri.
Secara kebetulan pada saat itu, terjadi perseteruan antara Kertajaya dengan para Brahmana.
Para Brahmana lantas bergabung dengan Ken Arok memerangi Kediri yang dimenangkan oleh Tumapel. Perang tersebut meletus di pada tahun 1222 di Desa Ganter.
Itulah sebabnya Negarakertagama menyebutkan tahun berdirinya Tumapel pada tahun 1222.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H