Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Menolak Permintaan Monako Merubah Bendera Merah-Putih, Ini Alasannya

7 Agustus 2022   10:05 Diperbarui: 17 Agustus 2022   16:35 1581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ke belakang lagi, merah dan putih juga digunakan sebagai panji-panji saat Pangeran Diponegoro dan para pengikutnya berperang melawan Belanda pada Perang Jawa (1825-1830).

Merah-putih juga dipergunakan di Kerajaan Bugis di Sulawesi Selatan,masa Perang Aceh, dan Sisingamangaraja IX.

Bahkan merah-putih juga digunakan di masa Kerajaan Majapahit (1293-1527) sebagai simbol kerajaan.

Lebih tua lagi, panji-panji merah-putih juga bahkan sudah digunakan sebelumnya di Kerajaan Kediri, sebuah kerajaan yang bernafaskan Hindu-Buddha di Jawa Timur (1042-1222).

Setelah di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 pada saat Soekarno-Hatta memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia, selanjutnya merah-putih juga dikibarkan di Gedung Agung Yogyakarta, 4 Januari 1946 saat para pemimpin Indonesia pada saat itu pindah sementara ke kota gudeg tersebut.

Merah-putih juga dikibarkan di Gedung Agung pada 17 Agustus 1949.

Dengan demikian, tidaklah benar jika Indonesia meniru Monako menggunakan warna merah dan putih sebagai bendera kebangsaan.

Ternyata justru merah-putih sudah digunakan lebih tua dari pada di Monako.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun