Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Sejarah Lahirnya THR di Indonesia, Sebaiknya Ada Sisa, Jangan Bablas

12 April 2022   11:07 Diperbarui: 12 April 2022   11:09 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan anggaran yang ada, perhatikanlah pos-pos apa saja yang akan dibeli. Yang penting-penting saja jangan berlebihan.

Seperti misalnya untuk ongkos mudik, beli baju baru, dan sebagainya.

Upayakan dari anggaran itu ada sisa untuk disimpan dalam bentuk tabungan misalnya.

Pernah saya lihat orang-orang di pinggiran Stasiun Kereta Api Kota Jakarta mengeluarkan cemoohan atau sekedar bercanda saja.

Pada saat itu orang-orang yang mudik Lebaran mulai kembali dan masuk kembali ke Jakarta. Salah satunya lewat Stasiun Kereta Api Pusat Jakarta.

"Cari uang setahun, habiskan di kampung. Cari uang lagi di Jakarta," kata orang pinggiran itu yang dirujuk kepada mereka yang baru turun dari Kereta Api.

Sebagai seorang yang non-muslim saya juga sangat merindukan momen-momen seperti itu.

Dimana mereka menerima THR dan membelanjakan uang itu untuk keperluan Lebaran.

Berpuasa, mudik, saling silaturahmi di kampung halaman tercinta. Ramai-ramai mudik memenuhi ruas jalan dari Jakarta yang mayoritas menuju ke Jawa Tengah.

Bermacet-macetan bareng. Ada yang lewat jalur darat, laut, maupun udara.

Selamat menjalankan ibadah puasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun