Virta Health menyebutkan sejumlah 3 risiko yang bisa muncul kepada mereka penderita diabetes di bulan puasa ini, yaitu dehidrasi, hiperglikemi (gula darah tinggi), dan hipoglikemi (gula darah rendah).
Adapun dehidrasi atau kekurangan asupan cairan di dalam tubuh umum menjadi masalah bagi mereka yang menjalankan puasa lainnya, bukan hanya seorang penderita diabetes saja.
Seperti diketahui, tubuh kita 80 persennya terdiri dari air. Jika kurang dari itu, akibat kurang asupan air maka tubuh akan "terguncang". Misalnya nafas yang berbau, bibir kering, atau pusing.
Untuk itu, dunia medis mensiasati kondisi seperti itu dengan mengonsumsi lebih banyak minum air di waktu "senggang" artinya di saat sahur dan sesudah berbuka.
Minumlah air 2 gelas saat berbuka, 1 gelas sebelum makan malam, 1 gelas sesudah makan malam, 1 gelas sebelum sholat tarawih, dan 1 gelas sebelum tidur.Â
Jika diperhatikan ada 2 gelas dan 4 gelas sesudah berbuka puasa.
Dan minumlah 2 gelas di saat waktu sahur. 1 gelas saat bangun tidur dan 1 gelas sesudah makan sahur.
Jadi jika diperhatikan ada pola 2-4-2.
Itulah pola minum di bulan Ramadhan yang dianjurkan para ahli untuk menyiasati kekurangan cairan selama berpuasa di bulan Ramadhan. Semoga bermanfaat.
Khususnya bagi penderita diabetes, para ahli kesehatan menganjurkan para penderita diabetes jangan makan berlebihan bahkan di saat berbuka puasa atau sahur.Â
Makan terlalu banyak dapat mengakibatkan lonjakan glukosa darah.